Tanamlah Pohon dan Kaupun Masuk Surga


بسم الله الرحمٰن الرحيم

                Segal puji disertai rasa cinta dan pengagungan hanya milik Allah semata. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Saudaraku yang dimuliakan Allah ta’ala, telah kita pahami bahwa islam adalah agama yang luhur. Ajaran islam mencakup segala aspek kehidupan mulai dari tata cara mengatur Negara, sampai  tata cara memasuki WC. Sepakat kitapun meyakini bahwa seluruh ajaran islam adalah kebaikan, baik bagi diri sendiri, lingkungan maupun alam semesta seluruhnya. Berikut ini akan dipaparkan satu bukti kesempurnaan & keluhuran agama islam dengan paparan 1 ajaran diantara sekian banyak ajarannya.

                Imam Nawawi Rahimahullahu mencantumkan dalam kitabnya Riyadus Shalihin pada bab باين كثرت طرق الخير (penjelasan tentang banyaknya jalan-jalan kebaikan dalam islam) sebuah hadits sebagai berikut.

أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ

Sahabat Anas bin Malik Radhiallahu anhu berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: tidaklah seorang muslim menanam pohon atau menanam tetumbuhan kemudian burung, manusia, dan hewan ternak memakan buah-buahan dari pohon yang dia tanaman kecuali hal tersebut terhitung sedekah baginya (HR Bukhari 2152) dalam riwayat imam muslim terdapat tambahan kalimat “dan buah-buahan yang dicuri dari pohon tersebut maka hal itu adalah sedekah baginya” dan juga tambahan “ maka hal tersebut adalah shodaqoh baginya sampai hari kiamat (HR Muslim no 1552)

                Saudaraku, hadits diatas memberikan pelajaran bagi kita semua tentang betapa luhurnya agama islam ini. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menanam tanama atau pohon. Dimana hal itu menjadi sebab kelestarian lingkungan dan terwujudnya lingkungan yang asri. Belum lagi pohon-pohonan tersebut menghasilkan buah-buahan yang dapat dimakan oleh makhluq-makhluq yang membutuhkan. Islam mengkategorikan perbuatan tanaman sebagai shodaqoh yang mana hal itu merupakan satu perbuatan yang terpuji dan pelakunya diberi pahala serta ganjaran dari Allah. Bahkan hadits ini menunjukan betapa luasnya kasih sayang Allah ta’ala, dimana Allah ta’ala tidak membatasi kaum muslimin untuk berbuat baik kepada sesama muslim saja, akan tetapi berdasarkan hadits ini kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada seluruh manusia bahkan seluruh makhluq hidup. Tentunya timbangan baik/buruk dalam masalah ini adalah kembali kepada ajaran islam. 

Faidah Hadits[1]

1.       Hadits ini memberikan motivasi bagi seorang muslim untuk menanam pohon atau  sebuah amalan yang pahalanya tidak akan terputus meskipun sang penanam pohon telah meninggal, selama pohon yang dia tanam masih ada dan bermanfaat

2.  Hadits ini juga memberikan motivasi kepada muslim untuk menanam pepohonan yamg menghasilkan buah-buahan yang bisa dimanfaatkan oleh makhluq 

3.      Diantara bentuk berbakti kepada orang tua yang telah meninggal adalah dengan memelihara dan merawat pepohonan yang dahulu ditanam oleh orang tua sebelum meninggal. Karena dengan menjaga dan merawat pohon yang ditanami orang tua maka pohon tersebut akan tetap hidup dan bermanfaat bagi makhluq sehingga orang tua yang telah meninggal tetap mendapatkan pahala dengan sebab pohon yang dia tanam.

4.      Islam mengajarkan untuk senatiasa berbuat baik kepada seluruh makhluq Allah baik sesama manusia, jin, tumbuhan, hewan bahkan orang kafir sekalipun.

5.      Hendaknya seorang petani ketika dia menanam tanaman yang dia usahakan, tidak semata-mata diniatkan untuk mencari keuntungan dari hasil panen, akan tetapi dia niatkan pula untuk mengikuti anjuran Rasulullah shalallahu alaihi wa salam dalam hadits ini. Sehingga dia mendapatkan pahala dari apa yang dia tanam.

6.      Seorang muslim tetap mendapatkan pahala dengan sebab pohon yang dia tanammenghasilkan buah-buahan kemudian buah tersebut dimakan oleh manusia, meskipun orang yang memakanya mendapatkan buah-buahan tersebut dengan cara mencuri

7.      Diperbolehkannya bertani sebagai usaha untuk menyambung hidup dengan syarat hal itu tidak menyibukkanya dari menjalankan kewajiba-kewajiban agama yang telah dibebankan Allah padanya.

8.      Shodaqoh memiliki makna yang amat luas, bahkan dalam islam, segala bentuk kebaikan adalah shodaqoh (HR Bukhari dan Muslim)

Demikian yang bisa penulis sampaikan mudah-mudahan tulisan ditulis dengan mengharap wajah Allah semata dan semoga bermanfaat bagi penulis pribadidan seluruh kaum muslimin. Yang benar dari tulisan ini berasal dari Allah dan Rasul-Nya. Adapun yang salah berasal dari penulis dan godaan syaithan.

Alhamdulillahi aladzi bi ni’matihi tatimus shalihaat
Kamar kecil belakang al ashri pukul: 21.28 24 Oktober 2010
Rahmat Ariza Putra
 


[1] Faidah hadits kami ringkas dari kitab Bahjatun Nadzirin Syarah Riyadus Shalihih karya Syaikh Salim bin I’ed al hilaly Hafidzhahullahu ta’ala dan faidah dari Ustadz Zaid Susanto LC Hafidzhahullahu ketika beliau menerangkan hadits ini

Comments