Memahami Konsep Nutrisi Tanaman Dengan Analogi Sederhana


Koloni mikroba dari EM4, Jakaba, PSB, dalam larutan yang berisi Kalium Humat, Asam Fulvat dan NPK.


Untuk tumbuh dan berkembang dari benih yang disemai hingga berujung biji lagi (1 siklus hidup) tanaman menyerap berbagai macam nutrisi. 

Menyerap di sini artinya apapun jenis hara asal dalam kondisi larut (terionisasi) di sekitar akar atau disemprotkan ke daun akan masuk ke dalam jaringan tanpa tanaman sendiri yang memilih. Oleh karena itu, unsur tersebut mencakup nutrisi esensial dan yang bukan. 

Nutrisi esensial memiliki 3 ciri khusus. Ketiadaan hara tersebut menyebabkan tumbuhan tidak dapat melangsungkan 1 siklus hidupnya. Lalu, peran elemen itu tidak dapat digantikan oleh yang lain. Terakhir, nutrisi ini telah terbukti terlibat langsung dalam metabolisme tanaman. 

Dari definisi di atas, yang termasuk kelompok esensial adalah Karbon, Hidrogen & Oksigen. Kemudian Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Selanjutnya Kalsium, Magnesium serta Sulfur. Di ujung ada Boron, Mangan, Klor, Zat Besi, Tembaga, Zink dan Molibdenum. Di samping itu semua, ada juga ahli yang memasukkan Silika dan Selenium dalam kategori di atas. 

Untuk memahami konsep nutrisi esensial, mari bayangkan sebuah tanaman menjadi ember yang di bagian bawahnya ada 16-18 lubang penyebab kebocoran. Lubang tersebut adalah simbol nutrisi.

Ukuran setiap lubang berbeda, tergantung jumlah kebutuhan tanaman dari masing-masing hara. Diameter lubang C, H dan O paling besar, karena sesuai permintaan tanaman, ketiganya diserap paling banyak. 

Berdasarkan keterangan di atas, urutan luas lubang adalah:

C,H,O > N,P,K > Ca, Mg, S > B, Mn, Fe, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Se. 

Ketika ember tersebut diisi, dengan kondisi berlubang tentu sulit untuk membuatnya penuh. Langkah pertama tentu harus menambalnya terlebih dahulu. 

Orang waras pasti tidak hanya memikirkan lubang berdiameter besar saja. Dia akan mengupayakan ke-18 lubang ditutup secara bersamaan. 

Meski jika ditilik dari ukuran, lubang Nitrogen, Fosfor dan Kalium mengeluarkan lebih banyak debit air, tapi bila kebocoran di B, Mn, Fe, Zn dkk tidak ditutup, mustahil ember dapat terisi penuh. 

Kira-kira begitu analogi nutrisi esensial. Semuanya harus tersedia dalam kondisi bisa diserap akar yaitu Ion meskipun kadar  masing-masing hara yang dikonsumsi tanaman tidak sama. 

Kebutuhan N, P dan K jelas lebih banyak daripada Mg, Ca, S tapi bukan berarti Mg, Ca dan S dapat diabaikan. Jika ingin tanaman bisa tumbuh dari benih lalu kembali menghasilkan biji, ketiga unsur makro sekunder tersebut juga harus disediakan meski jumlahnya lebih sedikit dari Makro Primer. Kaidah yang sama berlaku pada unsur mikro. 

Khusus untuk C, H dan O, tanaman mengambilnya dalam bentuk Air (H20) dan Karbondioksida (CO2) serta Oksigen (O2). Asalkan mendapat aliran air cukup, tanah di perakaran tidak tergenang dan ditanam di bumi (yang memiliki udara), petani tidak perlu khawatir. 

Yang sering jadi kasus memang N, P, K, Mg, Ca, S, B, Mn, Fe, Zn, Mn, Cl, Se, dan Si. Penyebabnya adalah petani harus lebih repot  membuat atau membeli pupuk yang mengandung elemen di atas. 

Meski tidak kesulitan air ketika musim hujan  atau di area irigasi dan udara selalu ada, bukan berarti CHO tidak termasuk hara esensial. Inilah nikmat yang sering petani abaikan karena mengira yang super penting hanya NPK saja

Ditulis oleh Rahmat Ariza Putra


Comments