Bismillah
Sering kita dengar seorang muslim mendoakan saudaranya yang saleh dengan ucapan "Rahimakallahu". Sebuah kalimat yang dalam bahasa Indonesia biasa diterjemahkan "Semoga Allah merahmatimu".
Alih bahasa ini tidak salah, hanya saja kurang lengkap. Mau tahu arti kalimat tersebut secara menyeluruh? Yuk simak uraian Syaikh Dr, Sa'id bin Ali bin Wahf Al Qohthoni Hafidzhahullah berikut ini.
Jika Allah mengampuni seorang hamba maka itu artinya Sang Khaliq merahmatinya. Jika salah seorang diantara kalian berkata kepada saudaranya "Semoga Allah merahmatimu wahai fulan" maknanya adalah "Semoga Allah mengampuni dosa-dosa yang kau lakukan di masa lalu, dan memberimu taufiq -hidayah, ed- serta menjagamu (dari dosa dan maksiat, ed) di masa depan"
Dan jika disambung antara permohonan ampun dengan permintaan agar yang bersangkutan mendapat limpahan rahmat semisal ucapan "Rahimakallahu wa ghofaro laka". Maka makna "ghofaro laka" (semoga Allah mengampunimu, pen) adalah permohonan kepada Allah agar yang didoakan mendapat pengampunan dosa-dosa yang telah dikerjakan. Adapun penggalan kalimat "Rahimakallahu" maknanya adalah permintaan kepada As Salam agar yang didoakan mendapat keselamatan dari dosa dan keburukan maksiat di masa yang akan datang.
sekian perkataan Syaikh Dr, Sa'id bin Ali bin Wahf Al Qohthoni Hafidzhahullah pada kitab "Mukafirootu Ad Dzunub wal Khotoyaa wa Asbabul Maghfiroh minal Kitab wa As-Sunnah" ketika menjelaskan makna "Istighfar".
Dari penuturan beliau dapat disimpulkan bahwa kata "rahmat" jika berdiri sendiri mencakup 2 hal. Pengampunan dosa yang telah dikerjakan dan perlindungan dari dosa dan keburukan maksiat di masa datang.
Bila permohonan untuk mendapat 'rahmat" bergandengan dengan permintaan agar diberi "maghfiroh" (ampunan, pen). Maka makna "rahmat" mengalami penyempitan. Yakni hanya sebatas keselamatan di masa depan dari maksiat dan dampak negatif dosa. Dan untuk pengampunan dari dosa di masa lampau masuk dalam kata "maghfiroh".
Istilah para ulama untuk pasangan kata "rahmat" dan "maghfiroh" adalah sebagai berikut
"Idza Ijtama'aa Iftaraqaa wa Idza Iftaraqaa ijtma'a"
Jika keduanya berkumpul dalam satu kalimat maka makna masing-masing kata berbeda dan jika masing-masing kata terpisah -tidak berkumpul pada satu kalimat- maka makna salah satu kata mencakup keduanya.
Persis seperti pasangan kata "iman" dan "islam". Jika hanya disebutkan Islam saja maka mencakup didalamnya amalan batin dan amalan lahir. Dan jika kata "islam" disebutkan berbarengan dengan kata "iman". Maka yang dimaksud dengan iman adalah amalan batin. Sedangkan definisi Islam adalah amalan lahir.
Demikian apa yang bisa saya sampaikan. semoga bermanfaat
RAP
Comments