Sekelumit tentang serba-serbi Puasa Sunnah



            Seorang muslim adalah seorang yang senantiasa menempuh hari-harinya dengan beribadah  kepada Allah ta’ala, Seorang muslim menyadari dengan penuh keyakinan bahwa dia diciptakan oloeh Allah ta’ala dengan tujuan untuk beribadah kepada-Nya, Allah ta’ala berfirman (yang artinya): dan tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku (Adz Dzariyat 56) Syeikhul islam muhammad bin abdul wahhab mengatakan yang dimaksud dengan “beribadah kepada-Ku” adalah “mentauhidkan-Ku”(1).
            Diantara bentuk beribadah kepada Allah ta’ala adalah melakukan puasa, puasa secara bahasa diambil dari kata صام يصوم صوما وصياما  bermakna: menahan, meninggalkan sedangkan makna secara syariat: Beribadah kepada Allah dengan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbitnya matahari sampai tenggelamnya matahari (2). Ibadah puasa yang Allah dan rasul-Nya shalallahu alaihi wa salam perintahkan kepada manusia, ditinjau dari segi hukum, terbagi menjadi 2 yaitu: puasa wajib dan puasa sunnah, Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: seutama-utama puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa dibulan Allah yaitu muharram, dan seutama-utama sholat setelah sholat yang wajib adalah sholat malam (HR Muslim no 1163). Pada pembahasan ini, insya Allah akan kami bahas hal-hal yang berkaitan dengan puasa sunnah.


Makna dan Syarat Diterimanya Amalan Puasa Sunnah
            Puasa sunnah atau puasa nafilah, telah dijelaskan dibagian atas makna dari ibadah puasa, adapun nafilah memilki makna: suatu bentuk amal sholih yang sifatnya sebagai tembahan dari amalan yang wajib (3). Sebagaimana ibadah-ibadah yang lain, puasa sunnah tidaklah diterima Allah tabbaraka wa ta’ala sebagai sebuah amal shalih kecuali dengan terpenuhinya 2 syarat, yaitu ikhlas, semata-mata mengharap wajah Allah Ta’ala, Allah ta’ala berfirman (yang artinya): Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya (Al Bayyinah 5). Syeikh Abdurrahman As Sa’dy berkata ketika menafsirkan ayat diatas: bahwa mereka tidaklah diperintahkan untuk beribadah kecuali dengan meniatkan seluruh ibadah mereka baik yang lahir mapun yang batin untuk mengharapkan wajah Allah (4). Syarat kedua adalah mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda (yang artinya): Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka (amalan, pen) itu tertolak.” (HR Muslim no 1718). Syeikh Abdul Muhsin Hafidzhahullahu mengatakan: hadits ini adalah pokok timbangan amalan ibadah yang nampak (sholat, zakat, puasa, pen) dan amalan ibadah itu tidaklah dianggap bernilai sebagai amal shalih kecuali jika sesuai dengan syariat (yang ditetapkan Allah dan rasul-Nya shalallahu alaihi wa salam, pen) (5)
Macam-Macam Puasa Sunnah (6)
1)      Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Rasulullah  shalallahu alaihi wa salam bersabda: Barangsiapa yang berpuasa ramadhan kemudian diikuti dengan puasa 6 hari di bulan syawal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun (HR Muslim no 1164). Kenapa puasa 30 hari dibulan Ramdahn lalu dilanjutkan dengan 6 hari dibulan syawal seperti berpuasa sepanjang tahun?. Rasulullah shalallahu alaihi wa salam menjelaskan hal ini dengan sabda beliau: berpuasalah disetiap bulan sebanyak 3 hari, maka sesungguhnya setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan semisal, sehingga puasa itu seperti berpuasa sepanjang tahun (HR Muslim no 1159), dan dibolehkan puasa syawal secara terpisah, semisal berpuasa  pada tanggal 1 syawal lalu tanggal 5, 7, 10, 11, 23. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dari Imam Ibnul Mubarok Rahimahullahu ta’ala bahwa dia berkata: barangsiapa yang berpuasa 6 hari dibulan syawal secara terpisah maka hal itu dibolehkan (7) namun yang lebih utama adalah melangsungkan puasa syawal, pada tanggal 2 dan bersambung secara terus menerus sampai genap 6 hari dikarenakan hal ini termasuk bersegera dalam kebaikan (8)

2)      Puasa Hari Arofah bagi orang yang tidak Berhaji
Dari Abu Qotadah radhiyallahu anhu berkata Rasulullah shalallahu alaihi wa salam pernah ditanya tentang puasa arofah, maka beliau shalallahu alaihi wa salam menjawab: puasa arofah menghapuskan dosa setahun sebelum dan sesudahnya (HR Muslim no 1162) Dosa yang dihapus dengan sebab puasa arofah adalah dosa-dosa kecil dan bukan dosa-dosa besar (9) Adapun bagi kaum muslimin yang sedang melaksanakan ibadah haji maka dianjurkan untuk tidak berpuasa, hal ini berdasarkan hadits dari Ummu Fadhl binti Al Harits, bahwa manusia saling berselisih disisi beliau pada hari arofah, mereka berselisih tentang apakah Rasulullah shalallahu alaihi wa salam berpuasa ataukah tidak pada hari arofah, sebagian diantara mereka berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wa salam sedang berpuasa pada hari arofah, dan sebagian yang lain berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wa salam tidak berpuasa pada hari arofah, maka ummu fadhl mengirimkan segelas susu kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, lalu beliau shalallahu alaihi wa salam meminumnya (HR Muslim no 1163). Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu mengatakan: diantara petunjuk Nabi Shalallahu alaihi wa salam adalah tidak berpuasa arofah bagi orang yang sedang melaksanakan wukuf di arofah, berkata Ibnu Umar Radhiallahu anhu: Rasulullah shalallahu alaihi wa salam tidak melakukan puasa arofah ketika beliau sedang wukuf, begitu juga dengan Abu Bakar, Umar, dan Utsman Radhiallahu anhum dan akupun tidak berpuasa di hari arofah ketika aku sedang wukuf (10).
3)      Puasa As Syuro’
Dari Aisyah Radhiallahu anha berkata: dulu pada masa jahiliah kaum Quraysi mereka melakukan puasa As Syuro’, dan Rasulullah shallahu alaihi wa salampun melakukan puasa tersebut, namun ketika beliau telah berhijrah ke Madinah, beliau tetap berpuasa As syuro’  dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, namun setelah diwajibkannya puasa ramadhan, maka beliau bersabda: barangsiapa yang ingin berpuasa As Syuro’ maka lakukanlah, dan barang siapa yang enggan maka tinggalkanlah (HR Muslim no 1125), Jumhur ulama berpendapat bahwa melakukan puasa As Syuro’ hanya pada tanggal 10 Muharram adalah hal yang dibenci karena hal ini menyerupai perbuatan Ahli Kitab yang paling utama hendaknya puasa As Syuro’ dilakukan juga pada tanggal 9 Muharram (11), sebagai wujud penyelisihan terhadap ahli kitab karena merekapun melakukan puasa As Syuro’.  Ibnu Abbas Radhiallahu anhum berkata: ketika Rasulullah shalallahu alaihi wa salam berpuasa pada hari As Syuro’, maka beliau memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, maka sebagian sahabat berkata kepada beliau: sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh yahudi dan nashrani, maka beliau shalallahu alaihi wa salam bersabda jika tahun depan tiba, insya Allah kita akan berpuasa pada tanggal 9 (Muharram, pen), Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata: maka tidaklah tahun depan tiba kecuali Rasullah shallahu alaihi wa salam telah wafat (HR Muslim no 1134). Diantara keutamaan Puasa As Syuro’ adalah menghapuskan dosa-dosa kecil yang telah diperbuat selama satu tahun sebelumnya, Rasulullah shallahu alaihi wa salam pernah ditanya tentang puasa As Syuro’, maka beliau shalallahu alaihi wa salam menjawab: puasa As Syuro’ dapat menghapuskan dosa (kecil, pen) selama satu tahun yang telah lewat (HR Muslim no 1162)
4)      Berpuasa di Kebanyakan Hari Pada Bulan Muharram
Abu Hurairah Radhiallahu anhu berkata, Rasulullah Shalallahu alaihi wa Salam bersabda: Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa dibulan Allah yaitu bulan Muharram, dan sholat yang paling utama setelah sholat-sholat yang wajib adalah sholat malam (HR Muslim no 1163)
5)      Berpuasa di Kebanyakan Hari Pada Bulan Sya’ban
Aisyah Radhiallahu anha berkata: aku tidak pernah melihat Rasulullah shallahu alaihiu wa salam menyempurnakan puasa selama sebulan, kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku tidak melihat satu bulan, dimana beliau memperbanyak puasa pada bulan tersebut kecuali pada bulan sya’ban (HR Muslim no 1156)
6)      Puasa di Hari Senin dan Kamis
Usamah bin Zaid Radhiallahu anhu berkata:sesungguhnya Nabi Shalallahu alaihi wa salam berpuasa pada hari senin dan kamis, dan ketika beliau ditanya tentang hal itu , maka beliau bersabda: sesungguhnya amalan-amalan hamba ditunjukkan pada hari senin dan kamis (Shahih, HR Abu Daud no 2419)
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda tentang hari senin dan kamis: 2 hari itu , adalah 2 hari dimana amalan-amalan hamba ditunjukkan kepada Tuhan semesta alam, dan aku mencintai ketika amalan-amalanku ditunjukkan, sedangkan aku dalam keadaan berpuasa (HR Abu Daud, dihasankan oleh Al Mundzir) (12)
7)      Puasa 3 Hari disetiap Bulan Hijriah

Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: berpuasalah disetiap bulan sebanyak 3 hari, maka sesungguhnya setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan semisal, sehingga puasa itu seperti berpuasa sepanjang tahun (HR Muslim no 1159) dan yang lebih utama pada 13, 14, 15 di setiap bulan Hijriah, berdasarkan hadits Abu Dzar Radhiallahu anu, Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: jika kamu berpuasa sebanyak 3 hari setiap bulan maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, 15 (Shahih, HR Tirmidzi no 807 dan Nasai’ no 4/222)

8)      Puasa Daud

Sahabat Abdullah bin Amr bin Ash Radhiallahu anhuma berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: berpuasalah dengan puasa Daud alaihissalam, maka Abdullah bin Amr bin Ash bertanya: bagaimanakah nabi Daud berpuasa wahai Nabi Allah, maka beliau shallahu alaihi wa salam menjawab: Puasa Daud adalah berpuasa satu hari dan berbuka satu hari (HR Muslim no 1159/186). Pada hadits lain Nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda: sesungguhnya puasa yang paling dicintai Allah (setelah puasa yang wajib, pen) adalah puasa Daud, (HR Muslim no 1159/189)

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Puasa Sunnah

1)      Bersahur dan Dianjurkannya Mengakhirkan waktu Sahur

Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: Bersahurlah kalian!, sesuangguhnya didalam sahur terdapat berkah (HR Muslim no 1095), Imam Nawawi Rahimahullahu mengatakan bahwa sahur hukumya Sunnah yang sangat dianjurkan dan juga dianjurkan untuk mengakhirkan waktunya (13), bahkan sahur merupakan pembeda antara puasanya kaum muslimin dengan puasa ahli kitab, Rasulullah shalllahu alaihi wa salam bersabda: pembeda antara puasa kami dan puasa ahli kitab adalah makan sahur (HR Muslim no 1096)

2)      Menyegerakan Berbuka Puasa Jika Matahari Telah Terbenam

Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:  Umat manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa (HR Muslim no 1097), Syeikh Abdulllah ali Bassam Rahimahullahu menjeleskan makna hadits diatas: kebaikan dalam hadits ini mengandung 2 hal, yaitu kebaikan bagi perkara agama dan dunia, jika seseorang menyegerakan berbuka puasa maka dia telah mengikuti petunjuk Rasulullah shallahu alaihi wa salam dalam berbuka puasa dan ini merupakan kebaikan bagi agama seseorang, sebagaimana yang telah diketahui bahwa kecintaan Allah ta’ala kepada hamba-Nya bergantung pada usaha hamba dalam meneladani Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam. Allah ta’ala berfirman: jika kalian benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku (Muhammad shalallahu alaihi wa salam), niscaya Allah akan mencintai kalian, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian (Ali Imran 31), disisi lain menyegerakan berbuka puasa juga merupakan kebaikan bagi tubuh seseorang , dimana setelah seharian menahan dari makan dan minum tentunya tubuh memerlukan makanan agar tetap sehat dan dapat melakukan aktifitas dan menjaga badan dari sakitnya, dimana hal ini merupakan kewajiban seorang hamba dalam memenuhi hak anggota badan. Hadits ini juga merupakan mukjizat Nabi shalallahu alaihi bahwa Syia’h bukanlah bagian dari agama islam sedikitpun, karena dalam agama syi’ah, mereka  mengakhirkan berbuka puasa dan hal ini tidaklah lain karena mengikuti yahudi, dan yahudi tidaklah berbuka puasa kecuali setelah tampaknya bintang-bintang dikegelapan malam (14).


3)      Menghindari Perbuatan Dosa

Rasulullah alaihi wa salam bersabda: Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan beramal dengannya serta (bertindak) jahil, maka disisi Allah tidak ada gunanya dia meninggalkan makan dan minum (HR Bukhari no 116) (15)

4)      Istiqomah dalam melaksanakan ibadah puasa sunnah

Rasulullah shallahu alaihi wa salam bersabda: amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang konsisten dilakukan meskipun sedikit (HR Muslim no 786).

5)     Doa Buka Puasa yang Shahih

ذهب الظمأ وابتلت العروق و ثبت الأجر إن شاء الله                                                              

Artinya: Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah , dan pahala telah ditetapkan, Insya Allah (HR Abu Daud, Daruquthi, dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Sunnah Abu Daud no 2357)

Manfaat Melakukan Puasa Sunnah

            Telah disebutkan sebelumnya pada hadits-hadits yang menganjurkan puasa sunnah beberapa manfaat yang akan didapatkan seorang hamba jika dia melakukan puasa sunnah dengan niat ikhlas dan mengikuti tuntunan Rasulullah shallahu alaihi wa salam, berikut akan disebutkan beberapa manfaat tambahan dari puasa sunnah

1)      Mendapatkan kecintaan Allah  dan Menggapai derajat Kewalian

Tidak diragukan lagi, bahwa yang selalu diharap dan dicari oleh seorang hamba yang beriman didunia ini adalah kecintaan dan keridhoan Allah, bahkan hal ini merupakan puncak segala tujuan aktifitas hamba dalam beribadah kepada Allah, dengan melakukan ibadah puasa sunnah menjadi salah satu sebab mendatangkan kecintaan Allah, Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang terhadapnya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa-apa yang Aku wajibkan kepadanya, dan hamba-Ku itu tetap mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Bila Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk menggenggam, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta pasti Aku beri, jika ia meminta perlindungan, niscaya Aku lindungi.” (HR. Bukhari) Syeikh Abdul Muhsin Al Abbad hafidzhahullahu ta’ala menjelaskan salah satu faidah dari hadits diatas dengan perkataan beliau: bahwsanya melakukan amalan-amalan sunnah setelah melakukan amalan-amalan yang wajib menjadi sebab dalam mendatangkan kecintaan Allah ta’ala dan tercapainya derajat sebagai wali Allah dan Imam As Syaukani Rahimahullahu mengatakan wali Allah adalah orang-orang beriman dan bertaqwa (16)

2)      Dijauhkan dari Adzab Api Neraka dan Didekatkan Kepada Surga

Rasulullah shallahu alaihi wa salam bersabda:barangsiapa yang berpuasa satu hari dijalan Allah maka Allah akan jauhkan wajahnya dari neraka sejauh 70 tahun perjalanan dengan sebab puasa itu (HR Muslim no 1153) Syeikh Abdullah Ali Bassam Rahimahullah ta’ala menjelaskan: jika seorang hamba dijauhkan dari api neraka maka hal itu mengandung konsekuensi didekatkannya hamba menuju surga oleh Allah tabbaraka wa ta’ala (17)

3)      Benteng dari Perbuatan Maksiat akibat Syahwat
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang sudah memiliki kemampuan, maka hendaklah dia menikah, karena dengan menikah akan menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah dia berpuasa, karena puasa adalah perisai  baginya (HR Muslim no 1400)

4)      Masuk Syurga dari Pintu Ar Royan
Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintu yang disebut pintu Ar Royan akan masuk surga dari pintu ini orang-orang yang berpuasa di hari kiamat, dan tidak akan masuk melalui pintu itu kecuali orang yang berpuasa (Mutafaqqun Alaihi) (18)

5)      Hikmah-Hikmah yang Lain (19)
1.      Membuahkan ketaqwaan
2.      Mengingatkan kepada faqir dan miskin
3.      Mengingatkan seorang muslim kepada nimat-nikmat Allah ta’ala




6)      Penyempurna Amalam Puasa Wajib yang Belum Sempurna
Rasulullah Shalallahu alaihi wa Salam bersabda: amal seorang hamba yang pertama kali Allah hisab pada hari kiamat adalah sholatnya, jika amalan sholatnya bagus maka dia akan beruntung namun jika tidak dia akan merugi, dan jika sholat wajibnya memilki suatu kekurangan , maka Allah Tabbaraka wa Ta’ala berfirman kepada malaikat\: lihatlah apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah, maka sempurnakanlah dengan amalan sunnah tersebut apa yang kurang dari amalan wajibnya, kemudian hal ini berlaku bagi seluruh jenis amalannya (HR Ibnu Majah, Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah 1181) 

         Demikian pembahasan singkat yang bisa kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi kami dan juga kaum muslimin pada umumnya, dan kami memohon taufiq kepada Allah Ta’ala agar dapat mengamalkan ilmu yang telah kami ketahui
Diselesaikan di Rumah Prof. Hasanu Simon, pada 26 Dzulhijjah 1430 H Pukul 22:00 WIB
Alhamdulillah aladzi bi ni’matihi tatimus shalihaat
                                                                                                                                       Rahmat Ariza Putra





Referensi:
1)      Syarah Al Ushul As tsalasah,, hal 37, Syeikh muhammad bin shalih al utsaimin. Darus Tsurayya cet kedua, 1426 H
2)    As Shiyamu adilatu wa ahkamuhu, hal 3, Syaikh Yahya bin Musa Az Zahroni, diunduh dari: http://www.almeshkat.net/books/archive/books/seamwahkam.zip
3)     Fathul Qawiyyul Matin, hal 129, Syeikh Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr,  Darul Ibnu Affan, cet pertama, 1424 H
4)      Taisirul Karimir Rahman, hal 932, Syeikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’dy, Darul Ibnu Haitsam, cet pertama, 1420 H
5)      Fathul Qawiyyul Matin, hal 39
6)      Disarikan dari kitab Al Waziz Fi Fiqhi Sunnah wal Kitabil Aziz, hal 205-208,
7)      Subulus Salam syarah Bulughul Maram, Al Imam As Shon’ani, Rahimahullahu, kitabus shiyam hal 14, diunduh di http://www.almeshkat.net/books/open.php?cat=22&book=490
8)      As Shiyamu adilatu wa ahkamuhu, hal 212
9)      As Shiyamu adilatu wa ahkamuhu, hal 213
10)  As Shiyamu adilatu wa ahkamuhu, hal 213
11)  As Shiyamu adilatu wa ahkamuhu, hal 217
12)  As shoum wa Ahkamuhu, hal 17
13) As shoum wa Ahkamuhu, hal 16, Dr Abdurrahman Syamilah Al ahdal,1404 H, diunduh dari http://www.almeshkat.net/books/archive/books/alsaomwaahkamh.zip
14)  Taisirul Alam Syarah Umdathul Ahkam, hal 382.
15) Manhajus Salikin wa Taudhihul Fid Din, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, hal 114, cet pertama, Darul Wathan, 1421 H
16)  Fathul Qawiyyul Matin, hal 129.
17)  Taisirul Alam Syarah Umdathul Ahkam, hal 394
18)  As shoum wa Ahkamuhu, hal 6
19)  As Shiyamu adilatu wa ahkamuhu, hal 12






Comments