Tempat-Tempat yang Terlarang Untuk Sholat


Bismillahi

Segala puji bagi Allah ta’ala Tuhan semesta alam, Sesembahan yang haq, dan Shalawat serta salam atas nabi muhammad alaihi sholatu wa salam, Pada kesempatan ini, insya Allah akan kami sebutkan tempat-tempat yang terlarang untuk dItegakkan sholat diatasnya menurut Rasulullah alaihi sholatu wa salam, yang beliau sebutkan di dalam sabda-sabda beliau alaihi sholatu wa salam.

Pembahasan ini kami ambil dari kitab Al Waziz fi Fiqhi Sunnah wal Kitabil Aziz dengan penjelasan dari rekaman kajian Al Ustadz Aris Munandar. SS Hafidzhahullahu , Namun sebelumnya ada sebuah kaidah agung dalam permasalahan tempat-tempat yang diperbolehkan untuk ditegakkan sholat didalamnya. Bahwasanya “seluruh permukaaan bumi ini adalah masjid (tempat bersujud) kecuali tempat-tempat yang dikecualikan oleh pembuat syariat”. Dalilnya adlah sebuah hadits shohih, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullahu alaihi sholatu wa salam bersabda : aku diutamakan oleh Allah ta’ala atas nabi-nabi yang lain dalam 6 hal, aku diberi al jawami’ul kalam (kalimat yang ringkas namun penuh makna baik berupa Al Qur’an maupun hadits), aku ditolong oleh Allah dari musuh-musuhku dengan Allah tanamkan dalam hati-hati mereka kepada diriku rasa takut (dalam riwayat lain: dalam jarak satu bulan perjalanan dengan unta), dihalalkan bagiku harta-harta rampasan perang, dan dijadikan bumi bagiku sebagai alat bersuci dan masjid2 (tempat bersujud atau tempat dibangunnya masjid)), dan aku diutus untuk seluruh makhluq (jin dan manusia), dan aku dijadikan penutup seluruh para nabi (shahih, HR Ibnu Majah 1/371/523)


Syeikh Utsaimin rahimahullahu menyebutkan bahwa tempat-tempat yang dikecualikan tersebut ada 4 yaitu : pekuburan, tempat menderumnya onta, pemandian umum, dan tempat yang terdapat najis. Adapun dalil-dalilnya adalah hadits-hadits dibawah ini.

Dari Jundub bin Abdullah berkata, aku mendengar Rasulullah alaihi sholatu wa salam bersabda 5 hari sebeluim beliau meninggal, ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah menjadikan kuburan nabi-nabi dan orang-orang shalih diantara mereka sebagai masjid, maka janganlah kalian menadikan kuburan sebagai masjid, karena sesungguhnya aku melarang kalian dari perbuatan tersebut (Shahih, HR Ibnu Majah 1/377/532). Masjid dalam hadits diatas mempunyai 2 makna yaitu: masjid yang kita kenal sebagai bangunan tempat didirikan sholat didalamnya dan juga masjid secara bahasa yang artinya suatu tempat yang dijadikan tempat bersujud, Didalam hadts ini juga terdapat pelajaran berharga bagi seorang da’I agar hendaknya seorang da’I terus menerus mendakwahkan tauhid dan memfokuskan perhatiannya kepada upaya untuk mencegah tersebarnya kesyirikan pada umat, sebagaimana beliau alaihi sholatu wa salam yang terus memperingatkan umatnya agar menjauhi pintu-pintu yang dapat mengantarkan kepada kesyirikan disaat-saat akhir hidup beliau. Sebagaimana yang biasa terjadi, bahwa seseorang yang sekarat biasanya hanya akan mewasiatkan wasiat-wasiat yang sangat penting kepada orang-orang yang akan dia tinggalkan,

Dari Abu Sa’id Al Khudriy radhiyallahu anhu berkata, rasulullah alaihi sholatu wa salam bersabda: Bumi seluruhnya adalah masjid kecuali pekuburan dan tempat mandi (Shahih, HR Tirmidzi 1/199/316) yang dmaksud dari tempat mandi didalam hadits ini adalah pemandian umum yang dikenal pada masa nabi alaihi sholatu wa salam yaitu sebuah kompleks tempat pemandian air hangat yang terdapat didalamnya berbagai fasilitas dan juga ada tanah kosong dalam kompleks tersebut, dan yang dilarang dalam hadits diatas adalah sebidang tanah kosong tersebut

Dari Bara’ bin A’jib radhiyallahu anhu berkata: bahwa Rasulullah alaihi sholatu wa salam pernah ditanya tentang sholat ditempat menderumnya onta, lalu beliau alaihi sholatu bersabda: janganlah kalian sholat di tempat onta menderum karena sesungguhnya tempat menderumnya onta adalah bagian dari syetan, dan beliau alaihi sholatu wa salam juga pernah ditanya tentang sholat di kandang kambing, lalu beliau alaihi sholatu wa salam menjawab :kalian boleh sholat di kandang kambing, karena didalamnya terdapat kebaikan (shahih, HR Abu Daud 1/199/316). Yang dimaksud dengan tempat menderumnya onta didalam hadits diatas mencakup 2 makna , yaitu; tempat onta beristirahat dipadang gembalanya, dan kandang onta itu sendiri. Adapun makna kalimat “sesungguhnya tempat menderumnya onta adalah bagian dari syetan” sebagian ulama menjelaskan bahwa biasanya pemilik onta memilki kecendrungan untuk bersikap sombong karena unta yang dia miliki, dan kesombongan adalah salah satu sifat syetan sebagaimana dalam Surat Al Baqarah ayat 34 yang artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah (sebagai bentuk penghormatan kepada adam dan pelaksanaan perintah Allah )mereka kecuali Iblis; ia enggan dan sombong (karena menyangka dirinya lebih baik dari adam alaihi salam ) dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Dalam hadits diatas juga terdapat pelajaran bahwasanya kotoran kambing tidak najis, karena rasulullah alaihi sholatu wa salam membolehkan umatnya untuk sholat didalam kandang kambing , dan sudah dapat dimaklumi dan dipastikan bahwa didalam kandang kambing itu terdapat pula kotoran kambing, sehingga kalau seandainya kotoran kambing itu najis maka pastilah rasulullah alaihi sholatu wa salam akan melarang umatnya untuk sholat didalamnya 
 
Diakhir tulisan ini kami sampaikan bahwasnya sebagian ulama mengatakan bahwa sebab rasulullah alaihi sholatu wa salam melarang umatnya menjadikan masjid sebagai kuburan adalah dalam rangka untuk menjaga kemurnian tauhid dari polusi kesyririkan yang sangat mematikan, sebagaimana firman Allah ta’ala (yang artinya): Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya ( An Nisa 116) dalam ayat lain Allah berfirman (yang artinya): Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. ( Az Zummar 65). Oleh karenanya, hal ini dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk mengerahkan segala daya upaya untuk mencegah diri kita dan kaum muslimin dari kesyirikan sejak awal sampai akhir hayat , sebagaimana hal ini telah beliau alaihi sholatu wa salam contohkan kepada umatnya 
 
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi diri saya dan kaum muslimin , dan hendaknya kita memohon kepada Allah agar menjadikan setiap hal yang kita ilmui dapat kita amalkan, karena sesunggunhnya hakikat dari hidayah adalah mengilmui al haq dan mengamalkannya. Alhamdulillah aladzi bi’nimatihi tatimus shalihat

Diselesaikan pada pukul 23:00, 18 dzulqo’dah 1430 di masjid Al Kautsar dari rekaman kajian Al Ustadz Aris Munandar. SS Hafidzhahullahu
Abu Hafsah Putra Ibnu Winarno



Comments