Mengenal Hakikat, Kedudukan dan Keutamaan Sholat 5 Waktu


بسم الله الرحمن ِلرحيم
                Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa ini nampaknya menjadi sebab utama, kenapa banyak dari kaum muslimin tidak mengerjakan sholat. Tak usah jauh-jauh untuk melaksanakan sholat sunnah, sholat 5 waktu yang wajib saja mereka tidak kerjakan padahal cukup 10 menit waktu yang diperlukan untuk melaksanakan sholat dengan khusyuk. Bukan sesuatu yang mengherankan, banyak kaum muslimin bekerja banting sejak matahari belum terbit hingga terbenam. Pertanyaannya, kenapa mereka melakukan hal itu? Karena mereka mengetahui bahwa hidup perlu makan, makan perlu uang, dan uang hanya didapat jika bekerja. Karena mereka mengetahui keutamaan bekerja keras, maka merekapun melakukannya. Dalam risalah singkat ini akan dibahas: apakah sholat, dan apa saja keutamaan sholat, dengan harapan agar kaum muslimin mengetahui hakikat dan keutamaan sholat sehingga bersemangat untuk melakukannya.
Pengertian Sholat dan Kerancuan didalamnya
Sholat berasal dari bahasa arab الدعاء, artinya: berdoa, dalam istilah islam sholat artinya:  sebuah bentuk peribadahan kepada Allah ta’ala dengan ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan yang telah diketahui tata caranya, diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, disertai niat dan syarat-syarat khusus (1). Sebagian kaum muslimin yang menganut ajaran kejawen atau sufi, mereka melakukan kesalahan fatal dalam ibadah sholat, mereka mengatakan; sholat itukan artinya doa dan ingat, maka tidak perlu lagi untuk melakukan rukun-rukun sholat, cukuplah dengan doa serta ingat kepada Allah kita sudah melaksanakan sholat, karena sholat pada hakikatnya adalah doa.
Jawaban terhadapa Kerancuan Pemaknaan Sholat
Untuk meluruskan kesalahan ini, maka kita katakan: ibadah memilki 2 syarat, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullahu mengatakan: sungguh para ulama kaum muslimin telah bersepakat, bahwa ibadaha tidaklah diterima disisi Allah ta’ala kecuali jika terpenuhi didalamnya 2 syarat yaitu ikhlas dan mengikui tuntunan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam (2), Dalil dari syarat yang pertama adalah firman Allah ta’ala (yang artinya): Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan agama (ketaatan) kepada-Nya (Al Bayyinah;5), Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi Hafidzhahullahu mengomentari ayat diatas: agama yang lurus dan selamat dari adzab Allah adalah agama yang dibangun diatas asas beribadah kepada Allah semata dan ini adalah agama islam (3). Dalil  syarat yang kedua adalah sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam: Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak.” (HR. Bukhori). Al Hafidz Ibnu Rajab Al Hanbali Rahimahullahu berkata mengomentari hadits ini, berkata: ini adalah hadits yang menjadi pokok agung dari pokok-pokok ajaran islam, dan merupakan timbangan bagi amalan dzahir, maka setiap amalan ibadah yang dilakukan tidak berdasarkan kepada ajaran dan tuntunan Allah dan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam maka amalan ibadah tersebut tertolak disisi Allah ta’ala (4)
Andaikan saja kita melakukan ibadah sholat dengan ikhlas, lantas apakah sholat yang kita lakukan sudah sesuai dengan tuntunan dan ajaran Nabi Shalallahu alaihi wa salam, apakah nabi Shalallahu alaihi wa salam sholat cukup dengan hanya berdoa dan mengingat Allah tanpa mengerjakan rukun-rukun sholat, bukankah Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat (HR Bukhari no 595), maka tentu saja tidak, para ulama telah menjelaskan tata cara sholat dalam kitab-kitab mereka, silahkan merujuk dalam kitab-kitab tersebut untuk mengetahui hal itu. Adapun beralasan dengan makna sholat dalam teks Al Qur’an dan Hadits secara bahasa lalu mengamalkan sholat berdasarkan pengertian tersebut. Hal ini tidaklah tepat berdasarkan penjelasan diatas dan juga berdasarkan salah satu prinsip dalam agama islam. Allah ta’ala berfirman (yang artinya):. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (Al Ahzab;21). Imam Ibnu Katsir Rahimahullahu  dalam tafsirnya mengatakan; ayat ini adalah landasan yang agung dalam mengambil suri tauladan dengan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam dalam ucapan, perbuatan, dan keadaannya (5). Maka wajib bagi kaum muslimin untuk sholat sesuai dengan tuntunan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam meskipun secara bahasa makna sholat adalah doa atau ingat.
Kedudukan Sholat dalam Islam
                Sholat dalamislam memiliki kedudukan yang agung dalam islam, para ulama telah menjelaskan dalam kitab-kitab mereka mengenai kedudukan sholat dalam agama. Berikut kami sarikan dalam beberapa poin (6):
1)       Sholat adalah kewajiban yang paling wajib dan paling utama setelah ucapan 2 kalimat syahadat, dan merupakan salah satu rukun islam.
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: ’Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: Bersaksi tiada sesembahan yang haq kecuali Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitulloh, dan berpuasa pada bulan Romadhon.”(HR Muslim no 16), Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad Hafidzhahullahu mengatakan bahwa: islam dibangun diatas rukun-rukun tersebut, dan islam tidaklah tegak kecuali dengan tegaknya rukun-rukun tersebut (7)
2)     Sholat merupakan pembeda antara muslim dan kafir.
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: sesungguhnya batasan antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah sholat, maka barangsiapa yang meninggalkan sholat dia telah kafir (HR Muslim no 978). Salah seorang tabi’in bernama Abdullah bin Syuqoiq Rahimahullahu berkata: dahulu Sahabat-sahabat Nabi Shalallahu alaihi wa salam tidaklah melihat sesuatu dari amalan-amalan ibadah, jika amalan tersebut ditinggalkan maka akan terjatuh dalam kekafiran kecuali sholat
3)     Sholat adalah tiang agama, dan tidak tegak agama seseorang kecuali dengan menegakkan sholat.
Rasulullah shalallahu alaiahi wa salam bersabda: Pokok segala urusan adalah islam, dan tiangnya adalah sholat...(HR Tirmidzi no 2616 dan Ibnu Majah 3973)
4)     Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: sesuatu yang pertama kali akan dihisab dari seorang hambadi hari kiamat adalah sholat, jika amalan sholatnya baik maka dia selamat dan beruntung, dan jika amalan sholatnya buruk maka sungguh dia celaka dan merugi (HR Tirmidzi 2/252)
5)     Sholat Merupakan ibadah yang paling Utama dan Agung dalam Islam (8)
6)     Sholat merupakan Penjaga Darah dan Harta Seseorang
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: ”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mau mengucapkan laa ilaaha illalloh (Tiada sesembahan yang haq kecuali Alloh), menegakkan sholat, dan membayar zakat. Apabila mereka telah melakukan semua itu, berarti mereka telah memelihara harta dan jiwanya dariku kecuali ada alasan yang hak menurut Islam (bagiku untuk memerangi mereka) dan kelak perhitungannya terserah kepada Alloh subhanahu wata’ala.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Keutamaan Mengerjakan Sholat 5 waktu
                Sholat memiliki keutamaan-keutamaan berupa pahala, dan ampunan serta berbagai keuntungan yang Allah sediakan bagi orang yang menegakkan sholat dan rukun-rukunnnya dan lebih utama lagi apabila sunnah-sunnah sholat 5 waktu dikerjakan, diantara keutamaan-keutamaan tersebut adalah
1)       Dicintai dan Diridhoi Allah ta’ala
Allah ta’ala berfirman (yang artinya): Katakanlah (wahai muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Ali Imran 31). Imam Ibnu Katsir Rahimahullahu dalam tafsirnya berkata: dengan kalian mengikuti Rasulullah shalallahu alaihi wa salam maka kalian akan mendapatkan kecintaan dan ampunan dari Allah ta’ala. Dan kita semua tahu bahwa sholat adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Nabi Shalallahu alaihi wa salam (9)
2)      Selamat dari api neraka dan masuk kedalam surga
Allah ta’ala berfirman (yang artinya): dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar (Al Ahzab;71). Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi Rahimahullahu ta’ala berkata: yang dimaksud dengan kemenangan dalam ayat ini adalah selamat dari api neraka dan masuk kedalam surga (10). Dan melaksanakan sholat termasuk mentaati Allah dan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam
3)     Pewaris Surga fIrdaus dan kekal didalamnya
Allah ta’ala berfirman (yang artinya): Sungguh beruntung orang-orang yang beriman………. dan orang-orang yang memelihara sholatnya mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya (Al Mu’minun 1-11) Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi Hafidzhahullahu berkata:,  Allah ta’ala yang selalu menepati janji-Nya mengkhabarkan: bahwa orang-orang yang beriman yang memilki sifat-sifat tersebut akan mendapat keberuntungan dan akan menjadi pewaris dari surge firdaus dan kekal didalamnya (11)
4)     Pelaku Sholat disifati sebagai seorang muslim yang beriman dan bertaqwa
Allah ta’ala berfirman (yang artinya): Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka (Al Baqarah 2-3). Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi Hafidzhahullahu berkata: dalam ayat ini dijelaskan siapakah dia orang yang bertaqwa yaitu orang-orang yang yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Allah anugerahkan kepada mereka (12). Adapun dalil yang menunjukkan bahwa orang yang sholat disifati sebagai seorang muslim adalah sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam: ”Islam yaitu: hendaklah engkau bersaksi tiada sesembahan yang haq disembah kecuali Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh. Hendaklah engkau mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Romadhon, dan mengerjakan haji ke rumah Alloh jika engkau mampu mengerjakannya.” (HR Muslim mo 8)
5)     Pelaku Sholat 5 Waktu akan mendapat Ampunan dan Pahala yang besar dari  Allah
Allah ta’ala berfirman: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta'atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, ampunan dan pahala yang besar (Al Ahzab 35). Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’dy Rahimahullahu berkata : kalimat " laki-laki dan perempuan yang khusyu" dalam bahasa arab "والخاشعين والخاشعات " bermakna : orang-orang yang khusyuk dalam setiap keadaan, khususnya dalam ibadah-ibadah yang disyariatkan terlebih lagi pada setiap sholat-sholat yang mereka kerjakan baik dari baik laki-laki ataupun perempuan (13)
6)      Sholat tempat Meminta Pertolongan Kepada Allah sekaligus cirri orang yang khusyuk
Allah ta’ala berfirman (yang artinya): Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (Al Baqarah;45). Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’dy Rahimahullahu ta’ala berkata: Allah ta’ala memerintahkan kepada kaum muslimin untuk meminta pertolongan kepada Allah dengan sabarm. Mencakup sabar dalam mentaati Allah, sabar untuk tidak bermaksiat kepada Allah dan sabar terhadap takdir Allah yang menimpanya dan juga meminta pertolongan kepada Allah dengan sholat yang merupakan timbangan iman seseorang, yang mampu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, dengan sholat tersebut  hamba senantiasa meminta pertolongan kepada Allah dalam segala urusan. Sholat adalah sesuatu yang sulit untuk dikerjakan kecuali oleh orang-orang khusyuk, adapun orang yang  khusyuk sangat mudah dan ringan bagi mereka untuk melaksanakan sholat dikarenakan ketakutan dan harapan mereka pada apa yang ada disisi Allah sehingga menuntun mereka untuk melaksanakan sholat (14)
7)     Sholat mencegah hamba dari Perbuatan Keji dan Mungkar
Allah ta’ala berfirman (yang artinya)bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al Ankabut:45) Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’dy Rahimahullahu berkata: bahwa seorang hamba yang menegakkan sholat dengan rukun, syarat dan juga khusyuk dalam sholatnya maka hatinya akan bercahaya dan bersih , serta menambah keimanan, ketaqwaan serta keinginan untuk mencari kebaikan. Hingga akhirnya akan berkurang atau hilang keinginan untuk berbuat keburukan. Selama seorang hamba terus menerus melakukan dan menjaga sholatnya seperti itu maka sholatnya dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan mungkar. Hal ini merupakan tujuan dan hasil yang paling agung dari pelaksanaan sholat (15)
Hukum Meninggalkan Sholat
                Diawal telah dijelaskan bahwa sholat merupakan tiang agama. Dan merupakan pembeda antara muslim dan kafir sehingga barangsiapa yang meninggalkan sholat maka dia telah kafir sebagaimana penjelasan diatas. Berikut kami tambahkan beberapa ulama mengenai hukum meninggalkan sholat.
 Al Hafidz Ibnu Rajab Al Hanbali berkata ketika mengomentari Hadits sholat adalah tiang agama: Rasulullah shalallahu alaihi wa salam menjadikan sholat bagaikan tiang sebuah tenda, dan tenda tidak akan tetap dan tegak kecuali dengan adanya tiang, jika tiangnya rubuh atau tidak ada maka tidak akan ada tenda. kesimpulannya tidak ada islam bagi orang yang meninggalkan sholat. Umar Radhiallahu anhu berkata: tidak ada keberuntungan dalam islam bagi siapa saja yang meninggalkan sholat. Dan Sahabat Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu berkata; barangsiapa yang meninggalkan sholat maka dia telah kafir. Abu Ayyub As Sikhtiyani Rahimahullahu berkata: Meninggalkan sholat adalah kekafiran, dalam hal ini tidak ada perselisihan dikalangan ulama. Bahkan hal ini merupakan kesepakatan para ulama terdahulu dan belakangan Rahimhummullahu  dan merupakan perkataan Imam Ibnul Mubarrak, Imam Ahmad dan Ishaq Rahimhummullahu jami’an. Imam Muhammad bin Al Nashr Al Marwazy berkata: meninggalkan salah satu rukun islam dengan sengaja adalah kekafiran, hal ini merupakan pendapat kebanyakan ahli hadits (16)
Diakhir kami bawakan perkataan Al Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu ta’ala: Kaum muslimin tidak berselisih bahwa meninggalkan sholat wajib dengan sengaja tanpa ada alasan syar’I adalah salah satu dosa yang paling besar. Dan dosa meninggalkan sholat disisi Allah lebih berat dari dosa membunuh jiwa, mengambil harta seseorang tanpa hak, zina, mencuri, dan meminum khamr (17)
                                Sekian penjelasan singkat dari kami, mudah-mudahan dapat memberikan moivasi bagi diri kami pribadi dan juga kaum muslimin untuk selalu menegakkan sholat 5 waktu dengan khusyuk dan memnuhi rukun, wajib dan sunnah-sunnahnya, diselesaikan dengan taufiq dan bimbingan dari Allah ta’ala yang tiada sesembahan yang haq kecuali Dia.
Alhamduluillah Aladzi bi ni’matihi tatimus shalihat.
                                                                                                Al Kautsar yang indah diPagi yang Cerah, 5 Maret 2010
                                                                                                Al Faqir ila Rabbihi Rahmat Ariza Putra
Referensi:
1.       Shahih Fiqih Sunnah, hal 1/220, Syaikh Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, Cet Al Maktabah At Taufiqiyah , Mesir
2.       Syarah Arba’in An Nawawi , hal 115, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin Rahimahullahu. Cet ket 3, Darus Tsuroyya KSA, 1425 H
3.      Aisirut Tafasir,Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi Hafidzhahullahu, Maktabah Syamilah
4.      Jami’ul Ulum wal Hikam, hal 77, Al Hafidz Ibnu Rajab Al Hanbali, cet ke 3, Darul Hadits Al Qohiroh, 1418 H
5.      Tafsir Al Qur’an Al Adzhim, Imam Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah
6.      Disarikan dari Shahih Fiqih Sunnah, hal 1/220-221
7.      Fathul Qawiyyul Matin, hal 29, Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad Hafidzhahullahu, cet ke 1, Dar Ibnu Affan KSA, 1424H
8.      Taisirul Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, hal 636, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’dy Rahimahullahu, Cet ke 1. Darul Ibnu Haitsam. 1420 H
9.      Tafsir Al Qur’an Al Adzhim, Imam Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah
10.   Aisirut Tafasir, Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi Hafidzhahullahu, Maktabah Syamilah
11.    Aisirut Tafasir, Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi Hafidzhahullahu, Maktabah Syamilah
12.    Aisirut Tafasir, Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi Hafidzhahullahu, Maktabah Syamilah
13.   Taisirul Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, hal 665
14.   Taisirul Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, hal 51
15.   Taisirul Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, hal 636
16.   Jami’ul Ulum wal Hikam, hal 60
17.   Shahih Fiqih Sunnah, hal 1/222




Comments