Sudahkah kita tidak memboikot Al Qur’an…?


بسم الله الرحمن الرحيم
                Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Dzat yang maha pengasih kepada seluruh makhluq-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam, keluarga, seluruh sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
                Dengan memohon taufiq dan inayah Allah ta’ala,  tulisan  ini sengaja kami tulis dalam rangka berbagi sedikit ilmu yang kami telah dapatkan kepada kaum muslimin. Adapun bab ilmu yang akan kami sampaikan pada kesempatan ini adalah: hal-hal yang termasuk kedalam tindakan pemboikotan terhadap Al Qur’an. Allah ta’ala berfirman:
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan (sesuatu yang diboikot)". Al-Furqon 30
                Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyyah Rahimahullah ta’ala menyebutkan sedikitnya ada 5 hal yang termasuk dalam kategori pemboikotan terhadap Al-Qur’an[1].
1.       Memboikot Al-Qur’an dengan tidak mau mendengarkan bacaan Al-Qur’an  dan tidak mengimani kandungan Al-Qur’an
2.       Memboikot Al-Qur’an dengan tidak mau mengamalkan kandungan yang terdapat dalam Al-Qur’an, dan tidak menghalalkan apa yang dihalalkan Al-Qur’an serta tidak mengharamkan apa yang diharamkan Al-Qur’an meskipun membaca Al-Qur’an  dan mengimaninya
3.      Memboikot  Al-Qur’an dengan cara tidak mau menjadikan Al-Qur’an sebagai hakim, dan tidak mau berhukum dengan Al-Qur’an pada seluruh perkara agama baik  itu pokok-pokok agama ataupun cabang-cabangnya. [2]
4.      Memboikot Al-Qur’an dengan tidak mau mentadabburi, memahami dan mengenal keinginan  Allah ta’ala   yang terdapat pada ayat-ayat Al-Qur’an
5.      Memboikot Al-Qur’an  dengan cara enggan untuk mencari kesembuhan dan berobat dengan Al-Qur’an pada seluruh jenis penyakit hati tetapi justru mencari kesembuhan dan obat pada selain Al-Qur’an.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga yang ringkas ini bermanfaat  bagi kami dan seluruh kaum muslimin.  Kit a mohon kepada Allah agar senantiasa mencurhkan hidayah taufiq-Nya kepada kita semua sehingga mampu mengamalkan apa yang telah diketahui. Alhamdulillah Aladzi bi ni’matihi tatimus shalihaat
26 Juli 2010, Wisma Rabbani 20:35 malam
Yang lemah dan selalu butuh taufiq Rabbnya
Rahmat Ariza Putra



[1] Tulisan ini disarikan dari kitab Kitabullah wa makanatuhu al adzhimah hal 34, karya Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh Hafidzhahullahu,
[2] Tulisan ini terinspirasi setelah mengikuti kajian yang membahas kitab tersebut bersama Al Ustadz Abdul Mu’thi Hafidzhahullahu ta’ala

Comments