Mereka Tidak Malu Untuk Mengatakan “Saya Tidak Tahu”


بسم الله الرحمٰن الرحيم

                Segala puji bagi Allah ta’ala Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, keluarga, sahabat serta pengikut beliau yang setia hingga akhir zaman. Kawan, malam ini saya ingin sedikit berbagi ilmu yang baru saja saya dapatkan selepas kajian aqidah yang dibawakan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud Hafidzhahullahu ta’ala.

                Sebelumnya saya mau curhat dulu, dulu waktu ikut training menulis kata tentor kalau mau nulis sesuatu sebaiknya diberi pengantar, jangan langsung to the point biar pembaca tertarik dengan isi tulisan kita. Iya sih memang bagusnya begitu, tapi bagi saya lebih asyik to the point blak-blakan langsung gak usah pakai diantarin segala kayak anak TK. He he habis susah dan capek sih bikin pengantar. Berhubung sudah curhat enaknya langsung aja, saya sampaikan apa yang menjadi ide dari tulisan ini. Biidznillah.

Ulama besar Terdahulu Tak Ragu Untuk mengatakan “Saya Tidak Tahu”

                Sudah jelas  dari judul sub bab diatas apa yang ingin saya sampaikan. Karena itu langsung saja kita lihat ucapan-ucapan para ulama berikut ini:

1.      Imam As Sya’bi Rahimahullahu pernah ditanya tentang suatu perkara, kemudian dia berkata: saya tidak tahu. Lalu dikatakan kepadanya: apakah engkau tidak malu mengatakan tidak tahu, padahal engkau adalah serong yang faqih (mendalam ilmunya) dari kalangan penduduk Iraq, kemudian beliau berkata: akan tetapi malaikat tidak malu ketika mereka berkata:

سبحانك لا علم لنا إلا ما علمتنا

Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami ( Al Baqarah ; 32)[1]

2.      Datang seorang laki-laki kepada Imam Malik Rahimahullahu ta’ala, kemudian dia bertanya kepada beliau sebuah permasalahan, kemudian laki-laki itu mengatakan kaumnya mengutusnya kepada imam malik untuk menanyakan  masalah tersebut kepada beliau dengan menempuh perjalanan selama 6 bulan dari negerinya menuju tempat imam malik. Maka Imam Malik berkata: katakanlah kepada orang yang mengutusmu, sesungguhnya aku tidak tahu tentang permasalahan itu, maka laki-laki itu berkata: siapakah yang mengetahuinya? Imam Malik menjawab: yang mengetahuinya adalah orang yang diajari Allah. Kemudian imam malik berkata:  telah berkata para malaikat: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami ( Al Baqarah ; 32)[2]. dalam riwayat lain disebutkan, ada seorang laki-laki yang menghadap kepada beliau dengan membawa 40 pertanyaan, dan imam malik tidaklah menjawab pertanyaan itu kecuali hanya 5 pertanyaan saja[3].

Lihat kawan,  mereka berdua yang memiliki ilmu sedalam lautan dan seluas lautan tanpa ragu apalagi malu untuk mengatakan “tidak tahu” dihadapan orang awam yang bertanya kepada mereka dalam permasalahan agama. Maka apalah lagi kita yang hanya seorang awam, baru belajar agama saja baru kemarin sore, ilmu agama tidak sedalam selokan mataram. Maka lebih pantas lagi untuk mengatakan dengan legas tegas tanpa basa-basi “saya tidak tahu” ketika berhadapan dengan pertanyaan yang memang kita tidak tahu jawabannya. 

                Sekian yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Kesalahan dalam tulisan ini berasala dari saya dan godaan syaithan, adapun yang benar dari Allah. semoga bermanfaat. Alhamdulillah aladzi bi ni’matihi tatimus shalihaat
Malam hari Burjo pinggir kali monjali 15 oktober 2010
Rahmat Ariza Putra


[1] Al Faqih wal Mutafaqih 2/58, Al Khatib Al Baghdadi. Maktabah Syamilah
[2] Adabul Ikhtilaf fil Islam 1/31. Maktabah Syamilah
[3] idem

Comments