Macam-Macam Hadits Ditinjau dari Asal-Muasalnya


Bismillah


Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, keluarga, sahabat serta pengikutnya yang setia hingg akhir zaman. Tanpa berpanjang lebar memberikan kata pengantar layaknya kebanyakan penulis membubuhkannya disetiap awal tulisan mereka, langsung saja kita simak bersama pembagian hadits berdasarkan asal-muasalnya.
1.       Hadits Marfu’
Hadits marfu’ adalah ucapan, perbuatan, persetujuan, akhlaq atau sifat yang disandarkan kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Yang dimaksud persetujuan NabI Shallallahu alaihi wa sallam adalah diamnya beliau terhadap suatu kejadian yang terjadi dihadapan beliau. Berdasarkan definisi diatas maka hadits marfu’ terbagi menjadi 4
a.     Marfu’ Qouliyah adalah hadits yang isinya adalah perkataan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Contohnya: seseorang menceritakan bahwa dirinya pernah mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berkata ini dan itu
b.     Marfu’ Fi’liyah adalah hadits yang menceritakan bahwa dimasa lalu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah melakukan perbuatan ini dan itu.
c.      Marfu’ taqririyah adalah hadits yang kandungannya merupakan persetujuan Nabi shallallahu alaihi wa sallam terhadap sebuah peristiwa yang terjadi dihadapan beliau, biasanya teks hadits sebagai berikut: seorang sahabat melakukan perbuatan ini dan itu , sedangkan dihadapan sahabat tersebut terdapat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam namun beliau diam tidak berkomentar apapun terhadap perbuatan sahabat itu
d.     Marfu’ Wasfiyyah adalah hadits yang didalamnya menceritakan akhlaq atau sifat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
2.      Hadits Maqtu’
Hadits Maqtu’ adalah ucapan atau perbuatan yang disandarkan kepada tabi’in atau orang-orang sesudah mereka. Untuk tabi’in para ulama mendefinisikannya dengan: setiap manusia yang bertemu dengan salah seorang sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam keadaan islam dan mengakhiri hidupnya sebagai seorang muslim serta tidak sempat bertemu dengan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam meskipun hidup sezaman dengan beliau.

3.     Hadits Mauquf
Hadits mauquf adalah segala hal yang berasal dari sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam baik berupa ucapan, perbuatan, atau persetujuan. Sahabat adalah setiap manusia yang bertemu dengan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam keadaan beriman kepada beliau meskipun sekali dan mati sebagai seorang muslim. Hadits Mauquf terbagi menjadi dalam tiga bagian
a.     Mauquf Qouliyyah yaitu segala bentuk ucapan yang berasal dari para sahabat Ridwanullahu alaihim, contohnya: Sahabat Ali Bin Abi Thalib Radhiallahu anhu berkata: berbicaralah kepada manusia dengan bahasa yang mereka pahami, apakah kalian mau Allah dan Rasul-Nya didustakan oleh manusia karena engkau menyampaikan Al Qur’an an As Sunnah dengan bahasa yang tidak mereka fahami.?
b.     Mauquf Fi’liyyah adalah sebuah perbuatan yang pelakunya adalah seorang sahabat Radhiallahu anhum, contohnya: imam bukhari meriyawatkan sebuah bahwa Abdullah bin Abbas Radhiallahu anhumma menjadi imam sedangkan beliau bersuci dengan cara tayamum
c.      Mauquf Taqririyyah atau persetujuan Sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam terhadap sebuah kejadian yang terjadi dihadapan mereka.

4.     Hadits Mauquf yang dihukumi sebagai Hadits Marfu’
Jika seorang sahabat berkata: termasuk diantara sunnah adalah perbuatan ini dan itu, atau ucapan seorang sahabat: dahulu dimasa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kami melakukan perbuatan ini dan itu, atau perkataan seorang sahabat dalam sebuah perkara yang bukan merupakan permasalahan ijtihadiyyah semisal perkara ghaib atau ibadah maka ketiga macam hal ini dihukumi sebagai hadits marfu’ karena sisi kesamaannya dalam hal penggunaan hadits tersebut sebagai landasan dalam beragama. 

Demikian yang yang disampaikan, semoga yang ringkas ini bermanfaat bagi penulis dan kaum muslimin. Segala bentuk kesalahan dalam tulisan ini berasal dari penulis dan godaan syaithan, adapun yang benar berasal dari Allah dan Rasul-Nya. Alhamdulillah aladzi bi ni’matihi tatimus shalihaat
Markas MER-C 00.23, 9 Muharram 1432 H
Rahmat Ariza Putra 

1)diringkas dari kita syarah Mandzumah Baiquniyyah  

Comments