Bismillah
Segala puji bagi Allah ta’ala Tuhan yang menciptakan kehidupan dan kematian untuk menguji manusia siapa yang terbaik amalnya. Shalawat serta salam semoga senatiasa tercurah kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan juga pengikutnya hingga akhir zaman.
Kenapa Harus Bertaqwa
Saudaraku yang dimuliakan Allah, tentu istilah taqwa tak asing lagi ditelinga kita, Tiap minggu kita dengarkan para khatib, kyai atau ustadz berwasiat menyebut-nyebut istilah taqwa dan mungkin sebanyak itu pula mereka mengabarkan pada kita definisi taqwa. Meskipun para ulama mendefinisikan taqwa dengan berbagai macam tafsiran, namun jika dikumpulkan semua pendapat mereka, kurang lebih taqwa adalah menjadikan antara diri kita dengan azab dan kemurkaan Allah sebuah penghalang dengan cara menjalankan segala perintah-Nya yang terdapat dalam qur’an dan sunnah dan menjauhi larangan-Nya yangterdapat dalam qur’an dan sunnah.
Timbul pertanyaan dibenak kita, kenapa harus bertaqwa? Untuk menjawab pertanyaan itu ada baiknya kita simak firman Ar Rahman berikut: Dia (Muhammad Shalallahu alaihi wa salam) menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk (Al A’raaf 157). Ayat diatas setidaknya memberi sebuah pelajaran bagi kita semua tentang kenapa kita harus mentaati aturan islam yang didalamnya mencakup perintah untuk mengerjakan sesuatu dan larangan untuk berbuat sesuatu atau dalam bahasa lain diistilahkan dengan bertaqwa. Ya tentu saja karena apa yang dilarang dalam islam hanyalah hal-hal yang merugikan bagi manusia baik itu agama, fisik, akal, keturunan dan harta yang dimiliki manusia. Begitupun sebaliknya, kenapa kita harus melaksanakan perintah yang telah digariskan dalam islam? Itupun karena dalam perintah tersebut terdapat manfaat dan kebaikan bagi manusia. Lebih lanjut lagi kenapa kita harus menjauhi larangan Allah dan motivasi apa saja yang seharusnya membuat kita melakukannya, insya Allah akan diajabarkan lebih lanjut dibawah ini
Kenapa Harus Menjauhi Maksiat
Seseorang dikatakan bermaksiat bilamana dia melanggar satu atau lebih diantara larangan yang telah digariskan Allah dan Rasul-Nya. Kita fahami bersama bahwa segala bentuk pelarangan Allah dan rasul-Nya kepada manusia pada hakikatnya adalah untuk melindungi manusia dari marabahaya yang mengancamnya, maka berikutakan dipaparkan beberapa bahaya dari perbuatan maksiat dan pengaruh buruknya bagi manusia. Agar dengannya kita semakin termotivasi untuk meninggalkan maksiat. Sebagaimana lazimnya manusia yang baru akan berhenti melakukan sebuah perbuatan yang menjadi kecondongan hawa nafsunya apabila dia telah mengetahui bahaya yang terkandung didalamnya.
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu menjabarkan dalam kitabnya Ad Da’ wa Ad Dawa’ [1]setidaknya 11 dampak buruk perbuatan maksiat yang dirasakan oelh pelakunya didunia sebelum hisab diakhirat kelak. Oleh karena keterbatasan ilmu maka pada tulisan ini hanya akan disebutkan point penting saja dari apa yang disebutkan beliau Rahimahullahu dalam kitabnya
1. Maksiat dapat menghilangkan rasa malu yang mana malu merupakan poros kehidupan hati seorang hamba
2. Maksiat dapat menghapus rasa pengagungan seorang hamba terhadap Tuhannya
3. Maksiat dapat membuat Allah ta’ala melupakan hamba-Nya yang banyak berbuat maksiat
4. Maksiat dapat menghilangkan semangat seorang hamba untuk berbuat kebaikan
5. Maksiat menyebabkan sakitnya hati
6. Maksiat dapat membutakan mata hati
7. Maksiat dapat menghalangi manusia untuk berifikir, memahami ataupun tadabbur
8. Maksiat melemahkan keinginan manusia untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat baginya atau menjauhi hal yang membahayakan
9. Maksiat dapat memutuskan hubungan antara hamba dan Tuhannya
10. Maksiat dapat menyebabkan hilangnya rasa tenang, timbul rasa was-was, dan ketakutan dalam hati.
11. Maksiat menjadikan musuh-musuh umat islam leluasa berbuat makar terhadap islam dan kaum muslimin
Demikian diantara dampak buruk maksiat bagi seorang hamba. Jika kita menelaah lebih dalam pada kitab Ad-Da’ wa Ad-Dawa’ maka akan kita dapat penjelasan lebih rinci disertai dengan dalil-dalilnya. Akan tetapi sebagaimana telah disebutkan diatas, maksud dan tujuan tulisan ini hanya sebagai motivasi awal bagi kita semua agar lebih bersemangat mempelajari sebab-sebab negatif maksiat.
Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi saya dan seluruh kaum muslimin yang membacanya. Jika ada kesalahan mutlak datangnya dari saya pribadi dan godaan syaithan, adapun kebenaran mutlak milik Allah ta’ala. Alhamdulillahi aladzi bi ni’matihi tatimush shalihaat.
Jogja, 12 Rabiul Awal 1431 H
Rahmat Ariza Putra calon STP
Comments