Bismillah
Masih ingat tulisan saya berjudul My Steps? Uraian panjang lebar hasil perasan otak saya yang ditujukan untuk teman-teman. Spesial bagi mereka yang hasratnya menggebu untuk menulis tapi tak kunjung memulainya. Kambing hitamnya tentu keberanian yang tak kunjung datang atau merasa dilahirkan tanpa bakat menulis.
Mula-mula tulisan tersebut akan berisi pengalaman saya menjelajahi alam indah penuh kreatifitas dan imajinasi yang disebut menulis. Akan tetapi saya urungkan niat tersebut. Sebagai gantinya, akan saya paparkan langkah-langkah melahirkan sebuah tulisan. Masih dari sumber yang sama dengan tulisan sebelumnya. Tulisan berikut merupakan aransemen saya terhadap gagasan Bapak Zulhasril.PhD yang beliau kemukakan di buku “Menulis untuk Dibaca”.
Setidaknya ada 4 tahapan dimana seorang penulis sangat dianjurkan untuk melangkahinya sebelum menggarap sebuah tulisan. Lazimnya ilmu dunia. Maka jenjang-jenjang tersebut bukanlah suatu hal yang paten. Artinya bisa berubah. Baik bertambah maupun berkurang. Selama terbukti secara empiris bahwa suatu metode tertentu amat diperlukan sebagai generator terciptanya karya tulis. Tak ada salahnya untuk kita adopsi. Begitupun kebalikannya.
Mengenal permasalah yang akan ditulis
Untuk masalah pergaulan, kita mengenal pepatah “Tak Kenal Maka Tak Sayang”. Sedikit berbeda dalam menulis dimana prinsip yang berlaku adalah “Tak kenal maka tak dalam”. Derivat dari kaidah ini, tak dalam maka tak dalam dan tak berkualitas”. Kalau sudah rendah kualitasnya. Lantas apalagi yang menjadi pesona sebuah tulisan sehingga membuat orang meliriknya?.
Sebagai permisalan. Manakah yang membuat anda lebih tetarik. Tulisan mengenai penyakit dalam buah tangan manusia bergelar Sp.PD atau yang hanya berijazah dokter umum? Tentu logika menuntun kita untuk mengesampingkan karya sang dokter umum. Alasanya karena pembahasan yang disampaikan dokter spesialis mengupas detail-detail seputar penyakit dalam. Berbeda dengan apa yang ditulis dokter umum, dimana apa yang dia sajikan sebatas sesuatu yang sifatnya umum terkait penyakit organ dalam.
Telah dijelaskan sebelumnya. Tulisan akan semakin cantik manakala komposisi penyusunya lengkap. Seluruh aspek objek yang dibahas terhidangkan dengan apik, tak lupa detail-detail pun dipaparkan dengan jelas. Pertanyaannya, bagaimana membuat sebuah tulisan yang berkualitas ditinjau dari konten yang dijabarkan?
Kuncinya adalah belajar atau mencari tahu. Rujukan yang anda kaji tentu saja harus berhubungan dengan tulisan yang akan anda susun. Anda ingin mengulas seputar kecanggihan Su-35BM dibandingkan dengan Pesawat tempur generasi ke 4++ lain seperti EF-2000 tranche 3 atau Dassault Rafale. Maka majalah yang layak untuk dibaca adalah Combat Aircraft. Bukan Trubus apalagi Nikah.
Sharing dengan orang yang telah lama menggeluti permasalahan yang akan dibahas, juga merupakan ramuan yang ampuh untuk mengagas sebuah tulisan bermutu. Semakin banyak kawan yang bertukar pikiran dengan anda pada masalah tersebut. Maka akan semakin kaya wawasan. Efek dominonya tentu akan mengangkat kualitas tulisan hasil olah gerak jemari anda.
Insya Allah bersambung
Ditulis di Syafany Muslim Corner. Menjual Pakaian Muslim, Mainan dan Bacaan anak islami
Comments