Belajar jadi Bapak yang Baik dari Imam Ahmad


Bismillah

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah menurunkan Al Qur’an dari lauhul mahfudz menuju langit dunia di bulan Romadhon. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, keluarga dan sahabat beliau.

Pendidikan anak memang bukan semata-mata tanggung jawab ibu. Bahkan dalam Islam seorang bapak diwajibkan mengajarkan anak ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi akhirat dan dunia. Akan tetapi  di zaman ini, banyak pria tidak menunaikan kewajiban tersebut. alasan mereka beragam, mulai dari sibuk bekerja, sibuk menuntut ilmu sampai sibuk mengerjakan hal-hal yang tidak ada manfaatnya sama sekali. 

Melihat fenomena ini sebagai seorang muslim saya terketuk untuk mengingatkan para ayah akan kewajiban mereka. Serupa dengan metode tulisan sebelumnya yang membahas kewajiban wanita sebagai ibu rumah tangga. Maka pada kesempatan ini akan diketengahkan contoh dari seorang ulama besar dalam mendidik anak. Harapannya agar ketauladanan yang ada dapat memotivasi pria yang berstatus bapak  menunaikan kewajibannya mendidik anak

Abu Bakar bin Mutowi’i bercerita bahwa dulu ia sering mengunjungi kediaman imam Ahmad Rahimahullahu selama 12 tahun untuk menghadiri pengajian beliau. Dalam pengajian tersebut sang imam membaca dan menjelaskan kandungan buku yang ia tulis berjudul Al Musnad kepada anak-anaknya. Akan tetapi selama aku menghadiri pengajian tersebut tidak satupun hadits yang kucatat. Sesungguhnya aku datang hanya untuk melihat perilaku dan akhlaq beliau untuk kemudian mencontohnya[1]

Cerita Abu Bakar diatas setidaknya membuat para ayah malu. Lihat seorang  ulama besar, imam ahlu sunnah, pemilik madzhab hanbali Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal Rahimahullahu masih menyempatkan waktu untuk mengajari ilmu agama kepada buah hati. Padahal beliau punya segudang kesibukan. Mengajar ribuan murid,  belajar dan menghafal hadits, menulis, dan berdakwah adalah kegiatan harian beliau yang dipastikan amat menyita waktu. Akan tetapi apakah setumpuk aktivitas bermanfaat tersebut membuat beliau lupa akan kewajiban mendidik anak? Tidak sekali-kali tidak. Bahkan beliau rutin mengajarkan ilmu kepada anak tercinta selama belasan tahun sebagaimana yang Abu Bakar ceritakan.

Fakta ini seharusnya membuat para bapak berkaca instropeksi diri lantas mengajukan pertanyaan. Apakah kegiatan yang dilakukan selama ini lebih banyak dari aktivitas imam ahmad semasa beliau hidup. Jawabannya tentu tidak. Lantas mengapa tidak sempat mendidik anak padahal hal tersebut merupakan kewajiban. Jawabannya ada pada diri masing-masing. 

Ingat! anak adalah amanah dan mendidiknya adalah kewajiban. Jika kelak sang anak menjadi manusia ahli maksiat maka orangtua ikut menanggung dosa. Sebaliknya andai anak dididik dengan baik oleh ayah dan ibunya lantas menjadi manusia sholihah. Maka sang buah hati laksana mesin pencetak pahala yang tiada henti memberii manfaat akhirat dan dunia bagi kedua orangtuanya.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat[2]. Semoga Allah memberi hidayah kepada kita sehingga mampu mengerjakan kewajiban sebagai orang tua. Alhamdulillah aladzi bi ni’matihi tatimush shalihaat

Rahmat Ariza Putra
 


[1] Ma’alim thariq tholabul ilmihal 50
[2] Tulisan ini diinspirasi oleh Ustadz Aris Munandar Hafidzhahullahu saat beliau mengajar kitab ma’alim thariq tholabul ilmi

Comments