Masuk Surga Kecuali yang Enggan

Bismillah

                Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, keluarga, sahabat. Tulisan ini  akan berisi secuil faidah dari sebuah hadits shahih. Penjelasan singkat ini saya dapatkan dari ustadz Aris Munandar Hafidzhahullahu ketika beliau berkhutbah sebelum sholat tarawih.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

كل أمتي يدخل الجنة يوم القيامة إلا من أبى قالوا ومن يأبى يا رسول الله قال من أطاعني دخل الجنة ومن عصاني فقد أبى

Seluruh umatku akan masuk surga pada hari kiamat, kecuali yang enggan.  Maka para sahabat bertanya keheranan, “wahai Rasulullah siapakah yang enggan masuk surga itu?” beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “barangsiapa yang mentaatiku  ia masuk surga, barangsiapa yang bermaksiat kepadaku maka ialah yang enggan masuk surga”.[1]

                Mayoritas manusia menginginkan menjadi penghuni surga. Bahkan hampir mustahil didapati ada orang yang berminat masuk neraka. Namun apakah setiap orang yang mengaku ingin menempati surga dibenarkan persaksiannya? 

                Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah menyebutkan tiga syarat bercita-cita. Jika ketiga syarat ini terpenuhi maka itulah cita-cita. Akan tetapi jika salah satu dari syarat tersebut tidak terpenuhi, cita-cita hanya sekedar bualan, angan-angan, omong kosong atau mimpi di siang bolong. Hal ini berlaku tidak hanya dalam harapan yang berkaitan dengan perkara akhirat namun juga urusan dunia. 

A.  1. Seorang yang benar dalam bercita-cita akan mencintai perkara yang ia harapkan tesebut. Sehingga mustahil ada orang yang jujur bercita-cita namun ia membenci perkara yang ia cita-citakan.
B.   2.  Manusia yang jujur dalam bercita-cita pasti sangat khawatir kehilangan sesuatu yang menjadi cita-citanya. Oleh karena itu sungguh dusta orang yang bercita-cita akan tetapi ia tidak takut kehilangan apa yang ia cita-citakan

C.  3. Berusaha mendapatkan apa yang menjadi cita-citanya adalah syarat terakhir dalam perkara bercita-cita. Dengan cara mencari lalu menelusuri jalan yang dapat menhantarkan kepada apa yang dicita-citakan dan menghadapi segala tantangan yang menghadang. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa orang yang bercita-cita namun enggan bersusah payah berusaha menggapainya maka ia telah berbohong.

Dengan memperhatikan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang bercita-cita masuk surga namun membenci surga, membenci sarana yang dapat menghantarkan kepada surga. Maka dustalah dia dalam persaksian. Barangsiapa yang ingin masuk surga dan mengaku cinta surga namun ia tidak khawatir seandainya dijebloskan kedalam neraka maka dia telah berbohong dalam bercita-cita. Dan siapa saja yang berharap menghuni surga, mengaku cinta kepada surga, khawatir masuk neraka akan tetapi ia enggan menyusuri jalan menuju surga, bersusah payah menghadapi tantangan yang ada maka dialah pendusta.

Lantas apakah  jalan menuju surga dan jalur menuju neraka. Dijelaskan dalam hadits ini bahwa satu-satunya cara masuk surga adalah mentaati Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Sehingga orang yang taat Rasulullah, cinta hidup dalam ketaatan kepada beliau, khawatir terperosok lantas memaksiati Nabi dang menghadapi segala tantangan yang timbul dalam upaya mentaati Rasulullah. Ialah orang yang benar-benar jujur dalam bercita-cita untuk masuk surga

Sebaliknya jika seorang mengaku ingin masuk surga namun ia enggan mentaati Nabi, tidak takut bermaksiat kepada beliau, terlebih ia malas berlelah-lelah menghadapi resiko yang akan didapat seorang yang mentaati Rasul maka pastikan ia adalah seorang pembohong.
Demikian apa yang dapat saya ringkas dan sampaikan. Semoga bermanfaat. 

Alhamdulillah aladzi bi ni’matihi tatimus shalihaat

Rahmat Ariza Putra. Seorang pria yang amat bercita-cita menjadi suami dia yang muslimah salafiyah, sederhana dan qona’ah





[1] 16/297- الصفحة أو الرقم مسند أحمد المصدر, الراوي أبو هريرة, المحدث أحمد شاكر  -
خلاصة حكم المحدث إسناده صحيح

Comments