Pantang Menyerah Seperti Imam Ahmad


Bismillah

                Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantias tercurah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, keluarga dan sahabat beliau. 

                Merasa bodoh alias tidak dianugerahi kecerdasan seringkali jadi dalih sebagian orang untuk menjustifikasi sikap enggan dan malas dalam belajar. Sudah ah saya tidak mau belajar lagi....masa belajar agama bertahun-tahun tapi apa yang saya ilmui hanya sedikit!” begitulah kira-kira ucapan mereka.

                Benar. Tidak setiap orang dianugerahi kecerdasan tinggi sehingga dapat memahami sebuah ilmu dengan sekali dengar. Namun tak pantas hal ini dijadikan alasan untuk menghindari ilmu agama. Apalagi kemudian phobi terhadap ajaran islam karena dianggap sulit untuk dikaji. Karena belajar ilmu keislaman wajib bagi setiap mereka yang mengaku muslim. Bahkan disebutkan bahwa berpaling dari mempelajari islam adalah salah satu sebab kemurtadan[1]

                Hewan saja jika diajari sebuah gerakan berulang kali dapat menghafalnya apalagi manusia yang punya akal. Jika sebuah ilmu didengarkan telinga berkali-kali bukankah akan membuat ilmu terekam dengan baik. Maka bagi anda yang punya masalah dengan kecerdasan tetaplah tekun belajar agama. tak faham sekali mengaji maka tanyakan pada ustadz atau sharing dengan teman yang telah faham. Insya Allah lambat laun ilmu akan dimengerti. Agar lebih memotivasi mereka yang malas belajar agama karena merasa otak pas-pasan. Berikut penulis sajikan sebuah kisah ketekunan seorang ulama besar dalam belajar 

                Disebutkan dalam kitab thobaqot hanabilah bahwa Imam Ahmad  pemilik kecerdasan dan kemampuan menghafal yang luar biasa pernah berkata: aku terus menerus sibuk mempelajari fiqih haidh selama 9 tahun baru kemudian aku memahaminya[2]. Lihat kawan! Imam Ahmad penghafal  3 juta hadits baru bisa menguasai ilmu fiqih haidh setelah belajar secara kontinu berulang-ulang selama hampir 10 tahun. Beliau tidak putus asa apalagi malas untuk belajar dan belajar sampai beliau yakin telah menguasai  pengetahuan tersebut. lantas kenapa kita yang baru belajar agama beberapa bulan atau tahun namun belum memahaminya enggan untuk mengulang.

                Belum cukup kisah imam Ahmad sebagai inspirator. Sebagai penutup akan penulis bawakan kisah Imam As Syinqithi Rahimahullahu penulis kitab tafsir fenomenal berjudul Adwaul Bayan. Syaikh Amir As Syinqithi Rahimahullahu bertutur: suatu ketika guruku menjelaskan sebuah permasalah agama kepadaku. Akan tetapi penjelasan beliau tidak membuat aku faham. Setelah pulang akupun menelaah berulang-ulang permasalahan tersebut sembari minum teh hijau. Tidaklah aku berhenti belajar sampai berlalu waktu selama 18 jam tepatnya ketika tiba waktu sholat subuh. Saat itulah aku baru memahami permasalah yang sebelumnya tidak aku mengerti[3]

                Subhanallah.  ¾ hari hanya dihabiskan untuk belajar satu hal yang tidak dipahami hingga benar-benar faham. Sungguh jauh berbeda dengan keadaan kita. Baru sekali belajar nahwu dan menemui kesulitan dalam memahami lantas berhenti mengkajinya. Semoga Allah membimbing kita dalam memahami syariatnya. Meneguhkan kita diatas semangat menuntut ilmu hingga dikuasai lantas diamalkan.

Alhamdulillahi aladzi bi ni’matihi tatimus shalihaat

Rahmat Ariza Putra. Seorang muslim yang berharap dijaga kehormatannya hingga genap tulang rusuknya


[1]Lihat  Tanbihaat Mutahatimaat syarah al wajibaat
[2] Ma’alim fi thariq tholabul ilmi
[3] idem

Comments