Karena tidak memiliki apapun untuk diberikan dan ketika itu belum ada baitul mal tempat menyimpan persediaan, maka Abu Bakar memerintahkan rakyat yang datang untuk bersabar dan kembali ke rumah. Abu Bakar Radhiallahu anhu bertutur: “Saya berharap dengan sangat agar ketika waktu sore tiba, Allah berikan kita jalan keluar”.
Siangnya terdengar kabar bahwa rombongan unta pembawa barang dagangan Usman akan tiba dari perjalanan bisnis di Syam. Ketika barang Usman telah sampai di Madinah, serentak para pedagang mengerumuni rumah Usman untuk kulakan.
Kepada para pedagang ecer Usman bertanya, “Ada perlu apa kalian datang kemari?”. “Kamu tahu apa maksud kedatangan kami, jualah kepada kami barang daganganmu sungguh disaat krisis ini penduduk Madinah amat membutuhkan daganganmu, biarkan kami menjual barang-barang ini kepada mereka”. Demikian jawaban para pedagang.
Setelah mendengar apa yang disampaikan pedagang, Usman bertutur: “Dengan senang hati saya akan menjual barang ini kepada kalian, kalian berani memberikan keuntungan berapa atas dagangan saya ini?”
Selepas mendengar penawaran yang Utsman sampaikan, maka para pedagang berseru, “Kami akan memberikan keuntungan 4 dirham atas setiap barang yang kamu jual”. Usman menjawab, “Sudah ada yang berjanji memberikan keuntungan lebih banyak kepadaku daripada yang kalian tawarkan, aku tidak mau menjualnya kepada kalian. Karena Usman belum mau menerima tawaran mereka, maka para pedagang ecer menaikkan tawaran. “Kami naikkan jadi 5 dirham”. Papar pedagang kepada Usman.
Meski sudah ditawari lebih banyak keuntungan Usman tetap menolak. Beliau katakan kepada mereka bahwa sudah ada yang menjanjikan keuntungan yang lebih tinggi daripada yang ditawarkan para pedagang.
Heran atas penolakan Usman, para pedagang pun lontarkan pertanyaan.”Wahai Usman semua pedagang Madinah telah berkumpul dihadapanmu, dan tidak ada diantara kami yang berani memberikan keuntungan lebih dari 5 dirham, siapakah gerangan yang berani janjikan keuntungan lebih banyak dari itu?”
(simaklah jawaban luar biasa dari Usman berikut ini)
"Sungguh Allah menjanjikan kepadaku imbalan (paling sedikit) 10 kali lipat dari setiap dirham nilai dagangan yang aku jual kepada-Nya, maka adakah diantara kalian yang berani menawarkan keuntungan lebih banyak dari ini?"
Terang saja para pedagang itu tidak mampu menandingi keuntungan yang Allah tawarkan kepada Usman hingga mereka sepakat serentak menjawab tidak atas pertanyaan Usman.
Dan Usman Radhiallahu anhu pun berkata,” Sungguh aku menjadikan Allah sebagai saksi bahwa seluruh barang daganganku ini aku sedekahkan untuk segenap fakir dan miskin di Madinah ikhlas karena Allah”
Akhirnya di sore hari kaum muslimin mendapatkan kelapangan sebagaimana yang Abu Bakar doakan di pagi hari. Dengan sedekah yang Usman berikan, umat Islam dapat mengisi perut-perut mereka dengan makanan yang halal
Inilah kisah kedermawanan Usman Radhiallahu anhu. Andaikan beliau lebih mencintai dunia, tentu beliau bisa meraup banyak dirham dengan menjualnya kepada pedagang ecer. Terlebih saat itu terjadi kelangkaan barang dan Usman adalah satu-satunya pedagang grosir yang memiliki bahan makanan untuk dijual
Tapi Usman adalah Usman Radhiallahu anhu. Sahabat Nabi yang amat mulia. Manusia yang amat dermawan. Insan yang Malaikat saja malu kepada beliau. Semoga kisah ini menjadi teladan bagi kita semua
Comments