Semalam, bersama rekan, saya mendiskusikan tentang prinsip agroekologi yang hadir dalam kehidupan petani sehari-hari. Sore tadi, alhamdulillah, saya kembali bertemu langsung dengan seniman yang bertani dengan gaya ini. Ibu-ibu peladang padi yang tergabung dalam kelompok wanita tani Desa Kedamin Darat.
Usai praktik mengolah kompos, saya bertanya menggali informasi tentang bagaimana mereka menanam padi. Rupanya, mulai dari tujuan, cara tanam hingga mobilisasi sumber daya manusia seturut dengan gerakan Agroekologi. Untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, dikerjakan secara bersama (gotong royong), dan menggunakan input produksi lokal yang secara alami telah beradaptasi dengan lingkungan setempat.
"Untuk makan keluarga besar selama setahun, bukan untuk dijual," jawab Bu Paulina ketika saya bertanya maksud menanam padi. Tidak ada di benak mereka menanam padi di lahan yang seluas-luasnya dan mobilisasi sumber daya yang seoptimal-optimalnya agar tercapai keuntungan bisnis jual-beli gabah atau beras yang sebesar-besarnya.
Lebih dalam, menurut mereka, kegiatan berladang yang umumnya dimulai di awal musim kemarau dikerjakan oleh hanya anggota keluarga atau kelompok kerja secara sukarela. Gotong royong. Suami, istri dan anak berkebun bersama sejak pembersihan lahan hingga panen raya.
Untuk pekerjaan tugal-tanam yang memerlukan tenaga ekstra, petani-petani terdekat akan turut serta membantu. Tidak ada upah sebagaimana buruh tani di Jawa. Sekedar kopi dan makan agar perut terisi. Selain itu, pemilik ladang yang dibantu, juga akan mengulurkan tangan ketika petani lain membutuhkan tanpa meminta bayaran.
Terakhir, peladang padi di sini terbiasa menanam padi lokal, dengan cara & metode perawatan yang turun-temurun telah disesuaikan dengan daya dukung lingkungan. Di Putussibau sendiri, yang terkenal adalah padi Raja Uncak. Ditanam, diseleksi dan diwariskan dari generasi ke generasi secara mandiri oleh petani. Tak pernah mereka membeli sumber genetik yang sebetulnya adalah bagian tak terpisahkan dari hak asasi petani.
Inilah nilai-nilai Agroekologi yang dipraktikkan petani di sini. Semoga menginspirasi.
Comments