Mandiri dan Daulat Pangan serta Tani Harga Mati


"Kalau untuk padi bagaimana pak Rahmat pemupukannya?" tanya salah seorang petani cum ibu rumah tangga usai saya jelaskan tentang nutrisi dan pemupukan sayur. 

Rasa penasaran itu tidak saya puaskan dengan jawaban "to the point". Sebagai orang yang yakin bahwa pelestarian budaya pertanian lokal adalah salah satu pilar utama Agroekologi, saya mengalihkan topik teknis menjadi soal kemandirian dan kedaulatan berbasis sumber daya lokal. 

Galur padi unggul lokal inbrida yang telah dibudidayakan dengan cara-cara setempat selama ratusan tahun, secara agronomi, telah diseleksi agar dapat beradaptasi dengan lahan kering atau gambut tadah hujan di sepanjang daerah aliran sungai-sungai besar di Borneo .

Meskipun oleh sebagian orang keminter termasuk menterimu dianggap kuno karena berumur panjang dan produktifitas yang tidak sebanyak padi di Jawa, tapi secara agroekologi, padi ini sangat cocok bagi penduduk di sini. 

Umur panjang menasbihkan laju penyerapan mineral yang lebih sedikit dibanding padi genjah di Jawa. Sehingga, konsumsi nutrisi dari tanah per musim tanam tidak menguras cadangan hara alam 

Karena itu, dengan hanya mengandalkan budidaya padi metode huma, satu musim per tahun & berpindah, kebutuhan hara dapat tercukupi oleh tanah secara alami & berkelanjutan tanpa memerlukan input pupuk dari luar agroekosistem. 

Dari sisi produktifitas pun sebetulnya tidak ada masalah. Setelah bertanya pada banyak peladang, tak ada yang mengeluh soal hasil panen rendah. Apalagi mereka menanam untuk dikonsumsi sendiri bukan agribisnis yang rakus.

Seturut penjelasan tersebut, maka jawaban saya untuk pertanyaan itu adalah sebagai berikut: 

"Apa yang selama ini ibu terapkan sudah baik sekali. Kebutuhan nutrisi tanaman padi di ladang telah terpenuhi oleh tanah di hutan-hutan Kalimantan. Tidak perlu beli pupuk dari luar. Kalau ibu memaksa menggunakan, ke depan akan terjadi ketergantungan. Kalau sudah bergantung kepada sumber luar, susah bukan kepalang ketika terjadi kekacauan seperti pandemi ini. Seandainya tetap mau menambahkan, besok kita belajar bikin pupuk dari pisang, rebung & daun katuk serta akar hasil kebun sekitar".

Comments