Kenapa Hanya Allah yang Berhak Disembah

بسم ِالله الرحمنِ ِالرحيم
            Diantara kita mungkin ada yang pernah bertanya kenapa 6 X 7= 42, atau kenapa S = V X t. Pertanyaan diatas nampaknya mudah untuk dijawab, dan mungkin kita pernah berusaha keras untuk mempelajarinya hingga kita bisa menjawab soal itu pada saat ujian?. Namun pernahkah kita mencoba merenung, lalu berfikir sejenak, kenapa Hanya Allah yang berhak disembah?.apakah tidak aneh, jika ada yang bertanya kepada kita, kenapa kamu memilih SMANDA sebagai sekolahmu? namun tidak ada jawaban yang terucap. Maka tentunya perasaan malu akan hinggap dihati kita, begitupula seharusnya yang kita rasakan ketika pertanyaan pada judul tulisan ini tidak bisa terjawab dengan baik.
Mungkin akan ada yang berkata: ”ngapain juga kita cari tahu, itu sih waktu kecil juga dah diajarin di TPA!”, tetapi tidaklah salah kita mencoba mengupas kembali jawaban pertanyaan tersebut, mengingat begitu pentingnya hal ini, bahkan kita diciptakan untuk kepentingan itu. Allah berfirman (ya): “dan tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”, Syeikh Sholih Al Fauzan hafidzhahullahu mengatakan makna kata “beribadah kepada-Ku” pada ayat diatas adalah “hanya menyembah kepada Allah semata”.

            Syaikh Abdurrahman As Sa’dy Rahimahullahu menjelaskan, beberapa alasan kenapa hanya Allah yang berhak disembah ketika beliau menafsirkan firman Allah (ya): maka ketahuilah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan meminta ampunlah atas dosa-dosamu (Muhammad ; 19). Pada ayat diatas Allah memerintahkan agar kita mencari tahu alas an, kenapa hanya Allah yang berhak disembah, maka mari kita simak bersama jawabannya.!
1)      Jika kita merenung bersama tentang keagungan, keindahan dan kesempurnaan berbagai nama. sifat, dan perbuatan Allah ta’ala, dan hal ini akan menunjukkan kepada kita betapa sempurna, agung dan mulianya Allah ta’ala maka hal ini akan mendorong kita untuk berfikir, sehingga hati kita akan tunduk seraya berkata: “hanya Dzat yang memiliki sifat, nama, dan perbuatan yang semacam inilah yang berhak untuk disembah dengan penuh pengagungan dan rasa cinta”  . Allah berfirman (ya):
Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan  berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al Hasyr 22-24)
2)      Sedari kecil sering kita ditanya orang tua atau guru kita, siapakah yang menciptakan langit, bumi, dan seluruh isinya?”, kita pun dengan yakin menjawab:“Allah!”, dari jawaban ini akan muncul pemahaman bahwa, “hanya yang mampu menciptakan alam semesta ini yang berhak untuk disembah”. Allah berfirman (ya):
Hai manusia, sembahlah (esakanlah) Tuhanmu (dalam peribadatan), Yang telah menciptakanmu (yang pada asalnya kalian belum berwujud apapun)dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah (dalam peribadatan), padahal kamu mengetahui (bahwasanya Dia adalah satu-satunya Pencipta dan kalian semua tidak dapat menciptakan, dan yang berhak disembah hanyalah Dzat yang dapat menciptakan segala sesuatu) ( Al Baqarah 22-23)
3)      Siapakah manusia yang paling kita cintai?” serempak kita menjawab: “kedua orangtua”, alasannya? Karena orang tua yang menyayangi dan memberi apapun kebutuhan kita kita sejak kecil, tanpa diminta, mendidik kita tanpa lelah, dan berbagai macam kebaikan orang tua yang tidak mungkin kita balas. Pertanyaannya, apakah pantas jika orang lain lebih kita cintai daripada orangtua kita atau mencintai orang lain seperti mencintai orang tua, padahal sedemikian baiknya orang tua kita kepada.?!” Tentulah hal itu sangat tidak pantas untuk dilakukan. 
Setelah berfikir antara kita dengan orang tua, maka mari kita berfikir antara kita, dan seluruh makhluq di alam semesta ini dengan Allah ta’ala. Mari kita bertanya kepada diri kita masing-masing dengan beberapa pertanyaan ini, Siapakah yang telah memberi rezeki dan menghidupkan kita?”, Siapakah yang menciptakan sepasang orang tua yang begitu mencintai kita?”dan Siapakah yang menciptakan seluruh kekayaan alam agar bisa dimanfaatkan oleh manusia?”. Dia adalah, “Allah!”. Hanya Allah sendiri yang berbuat demikian itu tanpa sedikitpun bantuan dari siapapun. 
Lantas dengan apa kita dapat membalas jasa, kebaikan dan nikmat dari Allah yang melingkupi seluruh kehidupan kita, sejak lahir sampai mati, sejak bangun sampai tidur, bahkan disaat kita tidur kita tetap diberi nikmat oleh-Nya, maka jawaban kita adalah,“beribadah kepada-Nya” walau kita sadari ibadah kita tidak pernah akan cukup untuk membalas   kebaikan dan nikmat yang Allah yang ada pada diri kita bahkan sebenarnya jika kita beribadah kepada Allah maka manfaatnya akan kembali pada diri kita sendiri. Setelah bersama merenung, jiwa kita mulai memahami “hanya yang memberi segala kenikmatan, kebaikan, kehidupan dan kebahagiaan yang berhak untuk disembah” sehingga kitapun memahami, “sebuah bentuk kejahatan yang paling jahat dan kekurangajaran yang paling kurang ajar jika kita mensejajarkan hak Allah berupa ibadah dengan selain-Nya, baik berupa nabi, malaikat, jin, manusia, pohon dll, padahal kita tahu mereka itu tidak memberi sedikitpun nikmat kepada kita sebagaimana nikmat yang Allah berikan kepada kita”  Allah berfirman (ya): Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (Al Baqarah 29)
4)      Pernahkah kita perhatikan keadaan & sifat-sifat para makhluk,  betapa lemahnya mereka, betapa sangat butuhnya mereka kepada Allah, mereka tidak bisa hidup sendirian, mereka butuh makan & minum, mereka tidak bisa menghidupkan yang mati dan sebaliknya, tidak memiliki sedikitpun apa yang ada di langit dan dibumi, kita dan mereka adalah makhluk lemah dan miskin dari segala sisi. Pertanyaannya, apakah Pantas makhluk seperti itu  dibadahi, dijadikan tempat meminta tolong dan berdoa, Allah berfirman (ya): dan mereka (orang-orang musyrik) menyembah tuhan-tuhan (berupa malaikat dan orang sholih dll),  selain Allah, (padahal) mereka itu tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu bahaya dari dirinya dan tidak bisa mendatangkan smanfaat apapun (bagi diri mereka), dan tidak bisa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan (Al Furqon;3).
Dari penjelasan singkat ini, kita simpulkan dengan penuh keyakinan yang kuat, sesungguhnya di seluruh alam semesta hanya Allah satu-satu-Nya yang berhak untuk diibadahi dengan benar, dan segala sesuatu selain Allah di alam semesta ini adalah ciptaan Allah yang tidak berhak sedikitpun untuk disembah, dicintai dan diagungkan dengan kecintaan dan pengagungan tertinggi, semoga kita senantiasa diberi hidayah agar senantiasa hanya menyembah Allah sampai akhir hayat, Sehingga kita mendapatkan rahmat dan ampunan Allah, yang pada akhirnya kita akan dimasukkan kedalam surga-Nya yang penuh kenikmatan. Terakhir mari kita perhatikan shadits Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam berikut: Barangsiapa yang mati, dalam keadaan dia mengetahui (dengan keyakinan yang mantap & tulus) bahwa Tidak ada yang berhak untuk disembah kecuali Allah maka dia masuk surga (HR Muslim no 26) 

Alhamdulillah aladzi bi ni'matihi tatimus shalihat, ditulis khusus untuk adik-adiku yang aku cintai karena Allah di almamater tercinta diterjemahkan dengan berbagai penambahan dari Taisirul Karimir Rahman Fi Tafsir Kalalmil Mannan Surat Muhammad ayat 19 karangan Abdurrhaman bin Nashir As Sa'dy Rahimahullahu 


                                                            Al Faqir ilaa Rabbihi Rahmat Ariza Putra 13 Muharram 1431 H

Comments