Karena Engkau Bersaksi Muhammad adalah Rasulullah


بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Dialah Pencipta langit dan bumi dan Dialah yang telah berfirman
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al Qur’an) dan Hikmah (As Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (Al Jumu’ah 2)
                Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi dan Rasul terakhir yang diutus ketengah manusia untuk mengajarkan tauhid dan sunnah kepada mereka yaitu Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam. Kepada keluarga, sahabat serta umatnya yang  memegang teguh ajarannya hingga akhir zaman.
Setiap Umat Memiliki Rasul dan Dialah Nabi dan Rasul Akhir Zaman
                Nabi dan Rasul yang Allah utus kepada umat manusia merupakan satu dari sekian banyak bentuk kasih sayang kepada seluruh makhluq-Nya. Allah ta’ala berfirman :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu",[1]
                 Ayat diatas menjelaskan bahwa pada setiap umat Allah utus kepada mereka seorang rasul yang menyerukan kepada mereka untuk mentauhidkan Allah dan menjauhi syirik. Adapun kepada umat akhir zaman,  Allah ta’ala mengutus Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam sebegai Nabi dan Rasul terakhir untuk seluruh makhluq-Nya baik dari kalangan jin dan manusia hingga akhir zaman

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Ahzab 40)
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
Katakanlah (wahai Muhammad): "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua (Al A’raf 158)
Al Imam Ibnu Katsir Rahimahullahu mengomentari ayat ini dengan perkataan beliau: pada ayat ini Allah ta’ala berfirman kepada nabi dan rasul-Nya yaitu Muhammad shalallahu alaihi wa salam agar mengatakan kepada seluruh manusia baik orang kulit putih maupun hitam, baik orang arab maupun non arab bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua. Dan ini merupakan salah satu bentuk kemuliaan dan keagungan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam dimana beliau merupakan penutup para nabi, dan bahwasanya beliau diutus kepada seluruh manusia[2]
Masuk Surga dengan Bersaksi Muhammad adalah Rasulullah
                Saudaraku, kita telah mengetahui dengan jelas bahwa Allah tabbaraka ta’ala hanya memperbolehkan seseorang yang beragama islam masuk kedalam surga. Adapun pemeluk agama lain baik yahudi, nashrani, hindu, buhda, sinto atau yang lainnya sudah Allah jamin bagi mereka tempat tinggal yang abadi di akhirat kelak yaitu nereka jahannam yang menyala-nyala. Allah ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi (Ali Imran 85)
Suadaraku, ketahuilah bahwa Allah ta’ala telah menetapkan manakala seseorang ingin masuk islam maka wajib baginya untuk bersaksi bahwa  seseorang bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib din Hasyim  dari suku Quraysi[3]   adalah Rasulullah. Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:
 اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ
Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah  (HR Muslim no 8)
Sehingga kita simpulkan bahwa seseorang yang enggan bersaksi bahwa Muhammad Shalallahu alaihi wa salam adalah seorang Rasul utusan Allah maka dia bukanlah seorang muslim, manakala dia bukan seorang muslim maka tidak ada tempat baginya di surga dan baginya adzab yang kekal di neraka, kita berlindung kepada Allah dari adzab neraka.
Karena Engkau Bersaksi Muhammad adalah Rasulullah[4].
                Saudaraku ketahuilah! Manakala kita telah bersyahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah maka wajib bagi kita untuk menjalankan segala bentuk konsekuensi yang timbul dari persaksian tersebut. Sebagai bentuk kejujuran hati dari persaksian kita, karena  yang namanya syahadat adalah ucapan lisan untuk menyatakan apa yang terdapat dalam hati seseorang[5].
                Saudaraku, karena engkau telah bersyahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah maka wajib bagimu untuk melaksanakan hal-hal berikut
1)       Membenarkan setiap hal yang diberitakan oleh Nabi Shalallahu alaihi wa salam baik berupa berita masa lalu ataupun berita masa depan. Sehingga tidak boleh bagi seorang manusia untuk ragu-ragu terhadap kebenaran berita yang datang dari Nabi Shalallahu alaihi wa salam. Kenapa kita wajib membenarkan setiap berita yang dikabarkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa salam yang sampai kepada kita dengan sanad yang shahih, hal ini dikarenakan apa yang beliau ucapkan adalah wahyu. Allah ta’ala berfirman:
وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى
Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) (An-Najm 1-4)
2)     Melaksanakan segala perintahnya. Allah ta’ala berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat,  dengan kesesatan yang nyata (Al-Ahzab 36)
3)     Menjauhi segala bentuk larangan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam. Allah ta’ala berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), (An-Nisa 59)
Dan yang namanya ketaatan itu tercakup didalamnya 2 hal, menunaikan segela bentuk perintah dan menjauhi setiap apa yang dilarang
4)     Tidak mendahulukan ucapan seorangpun dari kalangan manusia diatas perkataan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam. Tidak halal bagi seorang muslim lebih mengutamakan perkataan selain Nabi Shalallahu alaihi wa salam dibanding perkataan beliau shalallahu alaihi wa salam. Semisal ada seseorang yang dikatakan kepadanya bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda demikian dan demikian, namun orang itu justru membalasnya dengan perkataan, tapi ustadz, kyai dan guru saya bilang begini dan begitu lalu dia lebih memilih perkataan ustadz, guru dan kyainya padahal apa yang diucapkan guru, ustadz dan kyainya bertentangan dengan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.  Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Hujuraat 1)
Imam Ibnu Jarir At Thobary Rahimahullahu menyebutkan dalam tafsirnya riwayat dari Ibnu Abbas Radhillahu anhuma mengenai makna Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya yaitu Janganlah kalian mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunnah[6]



5)     Tidak Melakukan bid’ah. Salah satu konsekuensi syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah adalah tidak beribadah kepada Allah ta’ala kecuali dengan syariat Nabi Muhammada Shalallahu alaihi wa salam baik ibadah yang berupa ucapan, perbuatan, ataupun keyakinan. Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam bersabda:
: مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
"Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami ini yang bukan dari kami, maka dia tertolak"  (HR Bukhari)
6)     Tidak berbuat Bid’ah yang berkaitan dengan Hak Nabi terhadap umatnya. Salah satu konsekuensi syahadat Muhammad Rasulullah shalallahu alaihi melaksanakan hak-hak beliau sebagai rasul yang wajib ditaati dan salah satu bentuk hak beliau Shalallahu alaihi wa salam adalah dimuliakan, ditaati dan dicintai oleh umatnya. Yang perlu diperhatikan dalam masalah ini adalah ketika kita ingin membuktikkan rasa cinta dan penghormatan kita kepada Rasulullah shalallahu aliahi wa salam maka tidak boleh menggunakan cara-cara yang tidak diajarkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa salam. Semisal dengan mengadakan maulid Nabi, Isra Mi’raj dan sebagainya. Karena menunaikan hak Nabi adalah ibadah sehingga wajib dilakukan sesuai dengan ajaran Nabi Shalallahu alaihi wa salam
7)    Meyakini bahwa pada diri Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam tidak terdapat satupun dari sifat-sifat rububbiyah, Oleh karena itu tidak boleh berdoa, beristigosah atau beristia’nah kepada beliau. Beliau Shalallahu alaihi wa salam hanya seorang hamba sama seperti manusia yang lain, beliau makan , minum, tidur, menikah, sakit dan belaiu tidaklah mengetahui hal yang gahib kecuali apa yang Allah wahyukan kepada beliau. Allah ta’ala berfirman
قُلْ إِنِّي لا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلا رَشَدًاقُلْ إِنِّي لَنْ يُجِيرَنِي مِنَ اللَّهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا
Katakanlah: "Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorang pun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya"Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. (Al Jin 22-23)
Penutup
                Saudaraku, setalah kita mengetahui bersama kosekuensi dari syahadat seorang manusia bahwa Muhammad bin Abdullah adalah Nabi dan Rasul yang diutus kepada seluruh umat manusia akhir zaman. Maka kita berdoa memohon kepada Allah agar diberikan taufiq untuk dapat mengamalkan konsekuensi-konsekuensi tersebut sebagaimana mestinya. Dan perlu diberi catatan disini, bahwa jumlah diatas merupakan perkara ijtihadiyah sehingga mungkin saja dalam buku lain jumlahnya berbeda. Hal ini diperbolehkan selama terdapat dalil dalam masalah tersebut.

Alhamdulillah aladzi bi ni’matihi tatimus shalihaat
Siang hari yang cerah Wisma Robbani 24 mei 2010
Abu Hafsah Putra






[1] Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfurry mengatakan bahwa thaghut adalah segela sesuatu yang disembah   selain Allah dan dia ridho  terhadap penyembahan makhluq kepadanya, lihat Tafsir Jalalain tahqiq Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfurry Rahimahullahu surat An Nahl ayat 36

[2] Tafsir Ibnu Katsir surat Al A’raf ayat 158, Makatabah Syamilah

[3] Syarah Tsalasatul Ushul, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin hal 122, cet ke-2 1426 H, Dar Tsuroyya KSA
[4] Pembahasan ini kami ringkas dari Syarah Arba’in An-Nawawi karya Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin hal 33-36. cet ke-3 1425 H, Dar Tsuroyya KSA
[5] Syarah Arba’in An-Nawawi, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin HAL 29, cet ke-3 1425 H, Dar Tsuroyya KSA
[6] Tafsir At Thobary Surat Al-Hujuraat ayat 1, Maktabah Syamilah

Comments