بسم الله الرحمٰن الرحيم
Segala puji bagi Allah ta’ala, Dzat yang Maha Suci dari apa yang disifatkan orang musyrik kepada-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam, keluarga, sahabat, serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Kawan mala mini, ijinkan saya berbagi sedikit ilmu dari apa yang saya dapatkan hari ini, dalam rangka nasehat menasehati dalam kebenaran. Adapun tema yang diangkat pada tulisan ini adalah faidah-faidah yang terdapat dalam hadits ke 1 dalam kitab arba’in an-nawawi,
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:
إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه
Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan, barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya (mendapatkan pahala dan balasan hijrah). Barangsiapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia, atau untuk wanita yang ingin dia nikahi, maka hijrahnya itu itu kepada apa yang menjadi tujuannya (HR Bukhari dan Muslim)
Kawan!, mengingat keterbatasan waktu dan kesibukan saya, hadits diatas tidak akan saya jelaskan maknanya secara mendetail pada tulisan ini, yang akan saya sampaikan hanya faidah-faidah penting[1] yang terdapat pada hadits ini, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga kaum muslimin. Allahu waliyyut taufiq
1. Hadits ini menunjukkan tidak sahnya sebuah amal ibadah yang dilakukan tanpa disertai niat
2. Kadar pahala yang didapat seorang yang beramal bergantung pada benarnya niat
3.Pada haditsi ini terdapat keteladanan Nabi Shalallahu alaihi wa salam dalam mengajar, dimana beliau membuat perumpamaan dari apa yang beliau katakan sebelumnya. Dengan harapan apa yang beliau sampaikan lebih mudah dicerna dan dipahami oleh para sahabat. Sehingga selayaknya bagi kiat meniru pengajaran beliau shalallahu alaihi wa salam dalam majelis ilmu atau tempat-tempat lainnya.
4. Hadits ini menjelaskan pula keutamaan hijrah kepada Allah dan Rasul-nya.
5. Sesungguhnya setiap insan akan diberi pahala, atau mendapat dosa dari apa yang dia lakukan bergantung pada niatnya. Jika niatnya benar sesuai apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya maka dia akan mendapat pahala, jika niatnya buruk maka baginya dosa. Semoga Allah melindungi kita dari buruknya niat
6. Sesungguhnya amalan yang mubah bisa menjadi sarana untuk mendapatkan pahala manakala dilakukan dengan niat yang baik, semisal makan, pada asalnya makan adalah perkara yang mubah, tidak diberi pahala dan juga mendapat dosa orang yang melakukannya, akan tetapi jika makan diniatkan untuk menjaga kesehatan tubuh agar mampu melakukan amal ketaatn berupa sholat, maka makan dalam hal ini adalah amalan yang berpahala. Allahu a’lam
7. Terkadang sebuah amalan merupakan sebab seseorang mendapatkan pahala, namun disaat yang lain merupakan sebab mendapatkan dosa. Missal seorang yang menuntut ilmu ikhlas karena Allah dalam rangka menghilangkan kebodohan dan beramal dengan ilmu, maka baginya pahala. Akan tetapi jika mencari ilmu untuk berbangga hati dengan ilmunya atau merendahkan orang awam, maka baginya dosa disebabkan buruknya niat
8. Fungsi niat adalah membedakan antara amal ibadah satu dengan amal ibadah yang lainnya dan membedakan amal ibadah dengan adat kebiasaan.
Sekian apa yang bisa saya sampaikan. Segala kekurangan yang terdapat pada tulisan ini berasal dari saya pribadi dan juga godaan syaitan, adapun kebenaran berasal dari Allah dan Rasul-Nya. Alhamdulillah aladzi bi ni’matihi tatimus shalihaat
Kamar mungil belakang al ashri, 21:35 18 Oktober 2010
Rahmat Ariza Putra
[1] Faidah-faidah penulis ringkas dari kitab Fathul Qawiyyul Matin karya syaikh Abdul Muhsin Al Abbad Hafidzhahullahu
Comments