بسم الله الرحمانالرحيم
Seluruh Pujian penuh cinta dan sanjungan hanya milik Allah, Tuhan semesta alam, Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia hinga akhir zaman.
Sebelum lebih lanjut membaca tulisan ini, ada baiknya bagi yang saat ini terhubung dengan jaringan dunia tanpa batas alias internet, untuk membuka http://www.google.co.id/imghp?hl=id&tab=wi kemudian ketik “foto Kuburan Rasulullah”. Kurang dari satu detik, anda akan disuguhi ratusan gambar kuburan yang dikatakan sebagai kuburan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Dan jika anda perhatikan dengan seksama semua gambar tersebut memiliki kesamaan, yaitu kuburan yang diatasnya ada gundukan tanah, di bagian kepala dan kaki terdapat nisan dan juga ditutup dengan kain indah.
Sebagai seorang muslim yang juga diberi kemampuan berfikir, sangat pantas kita ajukan pertanyaan terhadap foto tersebut. Apakah benar itu adalah foto kuburan Rasulullah? Karena jika memang benar, maka foto tersebut amat bertolak belakang dengan berbagai hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah melarang umatnya untuk meninggikan kuburan dan memperindahnya. Padahal tak mungkin Rasulullah melarang umatnya akan tetapi beliau melanggar larangan tersebut.
Barangkali ada yang berkata, mungkin saja para sahabat yang menguburkan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam meninggikan dan memperindah kuburan beliau. Maka dengan mudah kita bantah, para sahabat adalah manusia yang sangat taat terhadap Rasulullah, dan sejarah telah membuktikannya, jadi mustahil para sahabat melakukan itu. Maka hanya tersisa 1 jawaban dari pertanyaan yang kita ajuka diatas. Foto itu adalah foto kuburan orang lain yang kemudian dikatakan sebagai kuburan Rasulullah apapun motifnya, singkat kata, itu bukan foto kuburan Rasulullah.
Untuk memperkuat jawaban diatas, berikut kami sampaikan sebuah hadits. Dikisahkan oleh Qashim bin Muhammad bin Abu Bakar Radhiallahu anhum keponakan Ibunda Aisyah Radhiallahu anhaa.
وسلم عليه اللصلى النبي قبر عن لي اكشفي أمه يا فقلت عائشة على دخلت
ببطحاء مبطوحة لاطئة لاومشرفةلا قبور ثلاثة عن لي فكشفت عنهما الله رضي وصاحبيه
Aku masuk menemui Ibunda Aisyah Radhiallahu anhaa, kemudian meminta beliau untuk menunjukkan kepadaku kuburan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan kedua orang sahabatnya Radhiallahu anhumma (Abu Bakar dan Umar). Kemudian Ibunda menunjukkan kepadaku kuburan Rasullah dan sahabatnya. Dan kuburan itu tidak ditinggikan, dan tidak pula diratakan. di atasnya bertabur kerikil berwarna merah (HR Abu Daud no 3220, Imam Baighowi dalam syarhu sunnah 3/271, Ibnu Daqiqil Ied dalam Al Imam bi Ahaditsil Ahkam 1/292 dan menurut beliau hadits ini Shahih menurut sebagian ahli hadits)[1]
Hadits diatas dengan tegas membantah klaim sebagian orang yang mengatakan bahwa foto-foto yang beredar di Internet selama ini adalah foto Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Qashim bin Muhamamd keponakan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dengan gamblang menyebutkan keadaan kuburan Rasulullah shallallahu alaihi wa salam saat beliau melihatnya tatkala berkunjung kerumah Aisyah Radhiallahu anhaa. Kuburan Rasulullah hanya kuburan dengan sedikit kerikil diatasnya, bukan sebagaimana yang digambarkan dalam foto tersebut.
Mungkin saja sebagian orang membantah hadits diatas dengan mengatakan, itukan kuburan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam 1300 tahun yang lalu, mungkin saja setelahnya dipugar kemudian menjadi kuburan yang tampak seperti foto-foto yang beredar di internet. Katakan saja kepadanya, mana bukti yang menunjukkan bahwa kuburan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya pernah dipugar dan dirubah dari bentuk aslinya? Jika tidak ada maka hukum asalnya kuburan Nabi shallallahu alaihi wa sallam sampai saat ini masih serupa dengan apa yang digambarkan dalam hadits.
Pelajaran dari uraian singkat ini adalah, alasan orang yang meninggikan kuburan dengan kijing kemudian memperindahnya dengan alasan apapun karena kuburan Rasulullah juga dibuat demikian sebagaimana yang tampak dalam foto yang tersebar di Internet adalah sebuah alasan yang salah. Karena foto tersebut bukan foto Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Demikian apa yang bias saya sampaikan. Uraian diatas masih sangat singkat dan dangkal. Sehingga masih amat mudah membantahnya. Akan tetapi saya percaya bahwa seorang pencari kebenaran akan menerima kebenaran dengan mudah meskipun hanya menjumpai 1 dalil. Tidak sebagaimana pelaku kebatilan yang jika menerima 1000 dalil kebenaran hanya dianggap sebagai pepesan kosong. Yang salah dari tulisan ini berasal dari penulis dan syaithon. Kebenaran mutlak dari Allah semata[2].
Jogja. 1 Maret 2011
Rahmat Ariza Putra calon STP
[2] Tulisan ini terisnpirasi dari guruku yang selalu ceria, Ustadz Aris Munandar Hafidzhahullahu yang malam ini telah mengajarkanku apa yang kutulis disini
Comments
http://www.alarab.net/Article/0000038142
http://forum.albaian.org/islamic-pictures/2198-a.html
http://majles.alukah.net/showthread.php?t=26316