Beberapa pekan terakhir saya punya kegemaran baru. Mencari tahu banyak hal tentang penyakit tanaman. Gangguan yang telah menyebabkan kehilangan hasil panen tahunan secara global sebesar 14,2%. Sebagai informasi tambahan, persentase kerugian tersebut apabila diuangkan bernilai lebih dari 220 milyar dolar (Agrios, 2005).
Angka kerugian yang amat fantastis itu menarik perhatian saya untuk mencari tahu apa, mengapa, bagaimana Jamur, Bakteri dan Virus bekerja menghasilkan sedemikian banyak kehilangan hasil panen. Sekaligus mencari tahu bagaimana mencegah dan mengobati penyakit yang menginfeksi tanaman pangan. Penjelajahan saya melaluio bing.com mengantarkan saya pada situs http://www.extento.hawaii.edu/. Didalamnya tersaji secara utuh namun ringkas segala macam informasi berkaitan dengan penyakit tumbuhan. Situs yang dimiliki oleh Fakultas Pertanian Universitas Hawai ini dikelola secara professional oleh para pakar bergelar Professor dan Doktor.
EXTENTO.HAWAII.EDU dibuat dengan misi: to be a multimedia computer resource providing basic knowledge and management information for pests of agricultural and urban environments in Hawaii.
Untuk mencapai tujuan diatas, pengelola menyediakan Informasi dan pengetahuan tentang penyakit tanaman yang dibagi dalam 3 kelompok.
1) The Entry Level provides general information on pest hosts, distribution, damage, biology, and management in the form of pest summaries.
2) The Additional Information Level provides access to technical and field reports and recommendations by Cooperative Extension staff.
3) The Resource Level provides reviews, journal articles, and abstracts to scientific literature. The information within these levels is supplemented with access to pertinent graphics of life stages of pests, damage, natural enemies, and production statistics.
Dan untuk membantu tercapainya misi, pengembang merancang situs dengan format dan konten sebagai berikut: Knowledge Master is designed to be easy to use, provide information pertinent to agriculture in Hawaii, written for use by the general public with access to more technical information, and update biannually. It is to serve as a local source of information by those who need a quick response for a situation.
Sebagai orang yang telah berkali-kali menelusuri website ini, menurut saya misi tersebut bukanlah omong kosong. Karena apa yang disajikan amat sesuai dan apa yang dijanjikan betul-betul dipenuhi. Fasilitas yang terdapat situs ini sungguh memanjakan siapa saja yang mencari informasi seputar penyakit tumbuhan.
Karena judul tulisan saya adalah “Negara Maju adalah Negara yang Memajukan Pertanian “. Maka deskripsi yang penulis sampaikan tentang situs adalah bukti bahwa Amerika tidak main-main dengan pertanian. Tidak setengah hati mengurus pertanian. Tidak pula memandang pertanian sebelah mata.
Agar situs ini secara konsisten dan terus menerus berdayaguna tentu dibutuhkan komitmen pendanaan dari Pemerintah. Uang yang digunakan untuk membayar gaji peneliti kontributor situs, membiayai penelitian, mensosialisasikan situs kepada pelajar, petani dan siapa saja yang membutuhkan serta membiayai perawatan situs. Selain komitmen pendanaan, keseriusan menjadikan situs ini sebagai bahan acuan kebijakan pertanian pemerintah juga memacu pengelola dan kontributor untuk terus aktif mengembangkan situs edukatif ini.
Kalau saja Paman Sam tidak serius membenahi dan memajukan pertanian, tentu akan ogah-ogahan memberikan komitmen untuk . Situs yang pengelolaannya membutuhkan biaya mahal namun sangat bermanfaat bagi petani.
Sebagai penutup, saya bawakan ucapan seorang pakar penyakit tanaman yang berkaitan dengan tulisan ini. Persetase khilangan hasil panen akibat penyakit tanaman lebih kecil pada negara-negara negara maju dan jumlahnya semakin besar di negara berkembang (Agrios, 2005). Dan keberadaan situs yang saya bahas pada tulisan ini dapat kita jadikan salah satu indikator kebenaran pernyataan tersebut.
------------------------------------
Kalau teman-teman bertanya apakah ada website yang semisal dengan website http://www.extento.hawaii.edu/ yang dikelola oleh perguruan tinggi di Indonesia. Tentu saja tidak. Dan ini salah satu tanda bahwa pertanian di Indonesia masih belum diperhatikan secara serius oleh segenap stake holder
Comments