KPO dan Harapan di Tahun Mendatang


Kami seperti Pandawa. Awalnya, aku, sang Arjuna, bersama 4 ksatria lainnya mencari pupuk yang disebut gulma siam. Terserah kalian sebut aku berlebihan. Faktanya, memang hanya 5 pendekar itu yang mau merumput bukan untuk sekertas nilai. Layaknya pejuang yang langka, sangat jarang mahasiswa berkenan melanglang buana mencarinya  berbekal sebuah karung di pundak tanpa upah huruf di laporan.

Selanjutnya, waktu berjalan menemani aktivitas para jawara menanam, merawat, hingga, berkat rahmat Ar Rahman, masa panen pun datang. Setelah berjibaku 2 bulan lamanya, akhirnya 300 polibag bawang merah hasil negoisasi dengan petani berdasi bisa dijual. Sayangnya, ini semua adalah kisah masa lalu

Sekarang, di usia yang menginjak tahun kedua, mayoritas Pandawa telah tiada. Perannya telah diganti super mahasiwa. Selaku bekas Arjuna, saya berharap semangat kita untuk memajukan pertanian alami terus berjalan tidak berhenti di lahan pekarangan. Semoga ladang yang ada terus berkembang hingga KPO memiliki hamparan. Sudah waktunya kalian para juara naik tingkat berganti tantangan mengelola lahan hamparan.

Hamparan menawarkan petualangan yang tak terbantahkan. Saya bicara soal tipikal lahan yang tidak seragam, dimana setiap jengkal hingga meternya membutuhkan aplikasi teknologi pertanian alami yang beragam. Mengenali dan memahaminya satu per satu adalah sebuah keasyikan.  Ayo terus tingkatkan level belajar dan berkegiatan di lahan. Saya punya satu catatan. Kampus hanya akan menjadi tempat pembohong besar tanpa teori yang sepadan dengan praktik lapang.

Penulis: Majuan Pasaribu
Editor: Rahmat

Comments