Sehari sebelum hari besar Islam, tepatnya pada 26 Juni 2017 yang umum diisi perjalanan menyenangkan bernama pulang, 5 pemula yang dibersamai dahaga puasa melakukan hal gila. Berpanas-panas di bawah sengatan terik Matahari sambil meminggul karung, mereka mencari daun sakti yang disebut-sebut pupuk manjur.
Malu. Mungkin itu satu di antara banyak hal yang tidak dipikirkan otak-otak mereka. Diagnosa ini tidak mengada-ada. Coba bayangkan, di saat harusnya mudik didahulukan, mereka malah menyisir rel kereta, pekarangan, hingga parit-parit berbau tak sedap. Cuma satu yang diutamakan nalar tanpa logika. Sekarung penuh gulma siam.
Aku, bagian dari 5 jejak itu, tak pernah berpikir akan terjebak di tengah-tengah sekelompok orang hilang akal. Mengorbankan kesenangan yang sering diutamakan pemuda zaman sekarang untuk uji coba budidaya bawang yang mungkin tak menghasilkan.
Syukurlah, ternyata ketidakwarasan tadi, 2 bulan kemudian, mendapat bayaran. Sederhana saja bentuknya. Kami panen besar. Itu yang terakbar selama menjadi mahasiswa di Jogja
Ya, siapa sangka bawang yang dihasilkan melebihi perkiraan. Rasa kagum yang membuncah di dada saat itu menyegarkan fikiran. Ujungnya, kelima orang edan tadi terdorong untuk terus menciptakan hal-hal baru.
Sayangnya, waktu tak bersahabat. Beberapa bulan kemudian ia datang memukul dan memaksa kami untuk bertanggung jawab menuntaskan cita-cita orang tua punya anak sarjana. Selanjutnya, kami tak bisa lagi berkreasi di tempat bersama kalian.
Tapi kami tak patah arang. Bersama adik-adik tersayang kami letakkan keyakinan. Generasi yang akan datang mampu mewujudkan inovasi yang lebih besar dari apa yang telah orang-orang gendeng ini realisasikan.
Perlu kamu tahu, warisan abnormal bernama KPO dapat mencapai usia 2 tahun itu tak terbayangkan. Dahulu aku berfikir bahwa kemajuan seperti yang kalian lahirkan sekarang adalah omong kosong. Tapi sekarang kami sadar, nyatanya itu benar adanya.
Selamat berulangan tahun. Semoga semakin dewasa dan terus membesarkan manfaat untuk sekitar. Jadilah pelopor dan tauladan.
Tak lupa saya berpesan, untuk adik-adik yang berjuang sekarang ini, tetaplah pada jalur yang benar. Percayalah, menjadi hilang akal atau bisa dibilang keluar dari kebiasaan mahasiswa lain seperguruan bukan selalu tindakan yang salah.
Jaya selalu Komunitas Pertanian Organik. Selamat sekali lagi atas bertambahnya usiamu.
Dari siJelutung bernomor urut 02 Viky Zain Hanafi di ujung Kalimantan Utara
Editor: Rahmat
Comments