Lusa kemarin, seorang peserta Kemah Tani @sektimuda mengajukan soal. "Apa perbedaan pupuk kimia sintetis dengan pupuk organik?", ucapnya penasaran.
Secara teknis, kalau bukan dalam wujud Nitrat, tanaman cuma bisa menyerap Nitrogen berbentuk Amonium. Keduanya merupakan anion & kation. Hal sama berlaku pada P, K, Mg, Ca, S dan 7 mineral esensial lainnya. Dengan kata lain, hanya hara ionik yang dapat dimanfaatkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang.
Tidak peduli sumbernya adalah pupuk hasil fermentasi bahan organik atau produk sintesis kimia di pabrik berupa Urea, NPK, KNO3, TSP, MKP. Dari sudut pandang kesuburan kimia, kedua jenis pupuk yang sering dipertentangkan ini memberikan manfaat identik untuk tanaman.
Soal isu yang berdengung tentang pencemaran lingkungan akibat pemakaian pupuk kimia, secara empirik, pengggunaan pupuk organik juga dapat menyebabkan dampak negatif serupa. Semua kembali pada petani yang mengaplikasikan bukan zat pupuk itu sendiri. Ihwal sama pun berlaku pada masalah pupuk kimia sintetis yang dianggap dapat memadatkan tanah.
Keunggulan pupuk organik, dari perspektif saya, yang sejauh ini belum bisa ditandingi pupuk kimia sintetis berasal dari aspek non teknis. Terdesentralisasi dan dapat dibuat sendiri oleh petani dengan memanfaatkan bahan baku lokal adalah kunci.
Teknologi pupuk organik menempatkan petani sebagai subjek bukan konsumen industri petrokimia. Inilah focal poin yang selalu saya garis-bawahi dalam berbagai sesi. Memperjuangkan pemakaian pupuk organik adalah urusan ideologi.
Perdebatan pupuk kimia vs organik tak penting kecuali sisi keberdayaan petani untuk mandiri serta kedaulatan mereka dalam memutuskan juga mengelola input produksi. Tanpa batasan kuota dari keputusan menteri yang kurang menghargai buruh dan tani
Seringkali, perkara daulat ini berkaitan dengan urusan hidup dan mati. Kalau tidak percaya, silahkan kamu sambangi petani yang bergantung pada pupuk subsidi. Bagi mereka, tidak ada pilihan lain selain menanti belas kasihan penguasa negeri yang sudah berkali-kali terbukti lebih bahagia membela kepentingan pemilik industri
Comments