Ketika apapun pohon atau sayur yang dibudidayakan di suatu lahan selalu gagal, jangan-jangan itu karena pH di bawah 6 atau di atas 7.5
Petani tidak panen cabai, tomat, dan terong karena diserang busuk batang (Phytophthora) atau patek (Antraknos) walau telah disemprot fungisida kontak dan sistemik. Jangan-jangan penyebabnya adalah kondisi tanah yang masam.
Padi muda tetap menguning dan tidak mau tumbuh serta beranak banyak meski sudah dipupuk berulang kali, jangan-jangan karena pH tanah bermasalah.
Penyakit layu Fusarium atau bakteri tidak mau pergi dan terus menghantui dengan resiko tinggi semua tanaman mati, bisa jadi karena pH tanah tidak pernah diperbaiki.
Semua kendala klasik di atas, perlu diketahui, berhubungan erat dengan tingkat keasaman dan kebasaan tanah atau yang dikenal dengan sebutan pH (power of Hidrogen)
Dalam kondisi terlalu jauh di bawah seimbang atau di atasnya, penyerapan nutrisi melalui akar terhambat. Pada tanah asam, nutrisi esensial makro dan Molybdenum sulit dikonsumsi akar. Sementara itu, di ekosistem yang bertolakbelakang, Boron, Mangan, Zat Besi, Tembaga, Zink dan Klor sulit dimakan tanaman.
Di pH yang sangat asam atau basa, mayoritas hara yang dikocor, tebar atau tugal tidak lagi tersedia dalam bentuk ion yang larut dan bisa dikonsumsi oleh tanaman. Dampak langsung dari situasi tersebut adalah pertumbuhan terhambat dan imunitasnya memburuk.
Konsekuensi berikutnya adalah tanaman mudah sakit bahkan mati. Penyakit sulit dikendalikan terus datang silih berganti mengganggu hingga membuat frustasi.
Selain musim, faktor lainnya adalah ketidakmampuan tanaman membentuk antibodi yang cukup untuk menangkal serangan jamur, virus dan bakteri dari dalam.
Asam dan basa juga mengancam karena tingkat ketersedian beberapa mineral melampaui batas. Elemen yang sebetulnya bukan persoalan bahkan sebagian sangat dibutuhkan tanaman bila pH tanah mendekati netral.
Zat Besi dan Alumunium cepat berubah menjadi ion pada pH di bawah 6. Fe3+ serta Al3+ larut kemudian diserap akar secara berlebihan hingga meracuni jaringan tanaman. Pada tanah sodik yang basa, fenomena serupa terjadi pada Natrium.
Terakhir, pH 6-4 bahkan di bawahnya adalah lingkungan yang sangat ideal untuk tumbuh dan berkembangnya Fusarium, Ralstonia, Colletotrichum, Phytium, Phytoptora, Erwinia dan aneka macam patogen (bibit penyakit)
Uniknya lagi, agensi hayati dari mikroorganisme multifungsi seperti Trikoderma cenderung kalah saing bila diaplikasikan pada tanah yang demikian.
Jadi, jangan-jangan selama ini sumber musibah yang kamu temui di lahan tidak lain dan tidak bukan adalah pH. Salah satu sifat kimia tanah yang sering tidak dianggap penting atau menjadi perhatian banyak pemangku kepentingan.
Di susun oleh Rahmat Ariza Putra
Comments