Saat kuliah, perangkat lunak yang dihaturkan dosen pada mata kuliah Desain Eksperimen adalah Excel. Cukup tertinggal memang dibanding jurusan lain di Fakultas yang sama.
Beragam uji statistik mesti diimplementasikan dengan rumus dan fungsi-fungsi yang tidak sederhana. Manual dan cukup memakan waktu saat diterapkan
Alih-alih berupaya keras menginterpretasikan data agar dapat memahami hasil penelitian dengan benar, banyak teman seangkatan kepayahan untuk sekedar menghafal formula Excel yang diajarkan.
Berangkat dari hambatan tersebut dan keinginan untuk mengejar ketertinggalan, saya coba mengulik software lain. Pilihan saya jatuh kepada SPSS, yang juga digunakan prodi tetangga.
Dengan kondisi duit tak punya, guru yang mau mengajar cuma-cuma juga tidak ada, saya lari kepada Internet. Youtube tepatnya.
Aneka kata kunci yang berhubungan dengan ANOVA, DMRT, LSD, T-Test, RCBD, CRD, Regresi Linear dan Non, serta Uji Hipotesis saya ketik di laptop S210 tua.
Istilah berbahasa Inggris bukan sekedar untuk bergaya. Itu karena keterbatasan pilihan konten kreator lokal. Kebetulan juga yang sering muncul adalah Youtuber India.
Sepulang mengajar di English Cafe-Jogja, saya rutinkan mengulik satu demi satu video tutorial. Setelah disimak, informasi yang diterima langsung dipraktikkan.
Selama berhari-hari, sengaja waktu diluangkan. Sebegitu sering, hingga English aksen Amita Bachchan tidak lagi terdengar lucu di telinga.
Ketika penghuni kontrakan lain asyik dengan PUBG dan ML beramai-ramai, saya semedi di kamar mencoba semua materi SPSS yang perlu untuk kajian.
Selain olah data, saya juga tidak lupa berguru kepada penduduk negeri Bolywood cara menyusun daftar Pustaka. Mendeley dan beberapa adds-on serupa untuk mengelola referensi.
Pembuktian kanuragan pertama datang dari jurusan seberang. Seorang kawan meminta dibantu olah data penelitian. Sat-set, das-des segera saya dampingi hingga penutupan.
A job well-done. Hasil perhitungan benar dibuktikan dengan skripsi dinyatakan lulus dalam sidang. Sejak saat itu saya pun mantap beralih ke SPSS karena lebih praktis.
Mulai data kualitatif khas jurusan ilmu sosial sampai kuantitatif ciri eksperimen pertanian bisa diolah cepat oleh SPSS. Thanks to some random Prindavans.
Oleh karenanya, saya sering menyampaikan ke kawan-kawan. Bisa tidaknya menguasai sebuah keterampilan bergantung pada channel Youtube yang sering ditonton oleh seseorang.
Comments