Bersikap Dewasa dalam Dunia Kerja dengan Memisahkan Tugas (Task Separation): Perspektif Psikologi dan Islam
Salah satu akar kegelisahan manusia modern adalah ketidakmampuan membedakan mana urusannya, dan mana bukan. Inilah yang disebut Alfred Adler sebagai separation of task. Dalam Islam, konsep ini bukan hal baru. Allah dan Rasul-Nya telah membimbing kita untuk tidak memikul beban yang bukan tanggung jawab kita.
1. Menyampaikan, Bukan Memaksa
Allah menegaskan:
“Sesungguhnya engkau tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi...”
(QS. Al-Qashash: 56)
Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan bahwa ayat ini turun saat Nabi ﷺ ingin pamannya Abu Thalib masuk Islam. Hidayah, kata Allah, bukan tugas Nabi.
Aplikasi: Di dunia kerja, setelah menyampaikan ide atau kritik dengan baik, kita tidak berwenang memaksa penerimaan orang lain.
2. Tidak Mencampuri yang Bukan Urusan
Nabi ﷺ bersabda:
“Termasuk kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak penting baginya.”
(HR. Tirmidzi, hasan)
Ibnu Rajab menjelaskan bahwa ini melatih hati agar hanya fokus pada yang menjadi tanggung jawabnya.
Aplikasi: Jangan sibuk mengomentari cara kerja rekan, selama tidak berdampak negatif. Fokuslah pada kontribusimu sendiri.
3. Tidak Menanggung yang Di Luar Kapasitas
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
(QS. Al-Baqarah: 286)
Tafsir Ibnu Katsir menyatakan bahwa segala perintah Allah sesuai kemampuan manusia. Maka, rasa bersalah karena keputusan orang lain adalah beban yang salah tempat.
Aplikasi: Jika klien kecewa padahal kita sudah maksimal, maka terimalah dengan lapang—hasil bukan milik kita.
4. Tidak Mengendalikan Respon Orang
"Kebenaran itu dari Tuhanmu; barangsiapa mau, silakan beriman...”
(QS. Al-Kahfi: 29)
Tafsir Ibnu Katsir menegaskan bahwa manusia bebas memilih—tugas kita hanya menyampaikan.
Aplikasi: Dalam rapat, tugas kita adalah menyuarakan pendapat dengan elegan. Diterima atau tidak, itu bukan wilayah kita lagi.
5. Ikhlas dan Fokus pada Peran
Nabi ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa nilai amal ada pada kesadaran kita menjalankan tugas, bukan pada hasilnya.
Aplikasi: Guru yang tetap semangat mengajar meski murid pasif menunjukkan kedewasaan spiritual—ia paham perannya dan bertanggung jawab tanpa pamrih.
Penutup: Tahu Batas, Tenang Jiwa
Sebagian besar beban mental berasal dari mencampuri tugas orang lain. Islam menanamkan kejelasan tanggung jawab, dan Adler merumuskannya sebagai separation of task. Keduanya mengajarkan:
"Kerjakan bagianmu dengan ikhlas. Sisanya, serahkan pada Allah.”
Comments