Jatuh Bangun Hidup dari Pertanian

Juni 2013 usaha jual beli sayur sedang jatuh karena berulang kali terjebak fraud. Upaya melamar pekerjaan juga belum membuahkan apa-apa. Penghasilan utama hanya dari supply sayur ke dua buah gerai mini market yang dibayar setelah 2 purnama. 

Bertepatan dengan keterpurukan ekonomi, @sektimuda buka kelas baru untuk Angkatan 13. Pertemuan non daring pertama sejak wabah Covid berhenti merajalela.

Saya sampaikan ke istri bahwa di tengah banyak waktu luang, suami mau gunakan sebagiannya untuk mengajar di sana. Tidak lupa saya minta jangan berharap dapat uang. Yang ada justru makan biaya paling tidak untuk bensin pulang pergi dengan roda dua

Istri tidak keberatan karena tahu dari awal menikah, mengajar adalah hobi pasangan. Menurut perempuan Melayu itu, aktivitas tersebut dapat menjadi pelipur lara bagi saya. 

Dalam beberapa pertemuan, saya hadir bercerita tentang tanah, kesuburan tanah, nutrisi tanaman dan struktur pasar hortikultura sayur-mayur di Magelang dan Jogja. I was happy, truly. Just by sitting among them, I felt relaxed and was able to think how to come back stronger. 

Bulan berganti, mas Qomarun Najmi menawarkan peluang sebagai pendamping program penguatan kapasitas petani bawang di Bantul. As usual, I didn't expect any income whatsoever from the offer. Saya suka, maka saya kerjakan. 

Ternyata kegiatan mengajar yang terakhir ini berbeda. Saya dibayar cukup tinggi per pertemuan. Cukuplah untuk beli 3 kaleng Pedia Complete 800 gram yang setiap hari harus dikonsumsi Hafsah untuk memulihkan berat badan. 

Dalam prosesnya, saya juga diminta berpartisipasi untuk buku bertemakan reforma agraria yang diterbitkan STPN. Saya sumbang 3 tulisan total 45 halaman. Honor yang didapat pun layak untuk hidup sederhana di Magelang sebulan. 

Menjelang akhir tahun, tiba-tiba masuk sebuah tawaran. Walau hanya dibayar 1/3 dari gaji terakhir saya di Kalimantan, jabatan berjudul agronomis di suatu start up lokal saya terima. Namanya juga terpaksa.

Di sela-sela kesibukan sebagai buruh ladang bagian panas-panasan yang di akhir pekan jadi pengajar, saya diminta berkontribusi menyusun kurikulum pertanian organik untuk program pelatihan Pra-Kerja. Waktu itu LPK yang menaungi berlatar belakang Nahdatul Ulama. 

Dari half-jobless di separuh pertama 2013, 6 bulan berikutnya Allah berkati dengan okupansi cum hobi bekerja di bidang pertanian. Oleh karenanya, sejak lulus kuliah prinsip saya soal bekerja tidak berubah. Jika itu masih berkaitan dengan tanaman, saya sama sekali tidak keberatan.

Comments